Home » » Makalah Pengantar Pendidikan Aliran – Aliran Pendidikan

Makalah Pengantar Pendidikan Aliran – Aliran Pendidikan

Written By Unknown on Rabu, 26 Oktober 2011 | 02.01

Makalah Pengantar Pendidikan Aliran – Aliran Pendidikan

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Aliran – aliran pendidikan telah dimulai sejak awal hidup manusia, karena setiap kelompok manusia selalu dihadapkan dengan generasi muda keturunannya yang memerlukan pendidikan yang lebih baik dari orang tuanya. Di dalam berbagai kepustakaan tentang aliran – aliran pendidikan, pemikiran – pemikiran tentang pendidikan telah dimulai dari zaman Yunani Kuno sampai kini. Meskipun paparan ini terbatas hanya beberapa pada aliran penting, namun diharapkan tidak akan mengurangi maksud dan tujuannya sebagai pembekalan wawasan historis terhadap setiap calon tenaga pendidikan.

B. Perumusan Masalah
Adapun yang menjadi pokok permasalahan diatas adalah sebagai berikut :
1) Apa yang dimaksud dengan aliran –aliran dalam pendidikan ?
2) Bagaimanakah bangsa Indonesia mengenal pendidikan sebelum bangsa Belanda Menjajah Indonesia ?

BAB II
PEMBAHASAN

Aliran – aliran pendidikan telah dimulai sejak hidup manusia, karena setiap kelompok manusia selalu dihadapkan dengan generasi muda keturunannya yang memerlukan pendidikan yang lebih baik dari orang tuanya. Di dalam berbagai kepustakaan tentang aliran –aliran pendidikan, pemikiran – pemikiran tentang pendidikan telah dimulai dari zaman Yunani kuno sampai kini. Meskipun paparan ini terbatas hanya pada aliran penting, namun diharapkan tidak akan mengurangi maksud dan tujuannya sebagai pembekalan wawasan historis terhadap setiap calon tenaga pendidikan.

A. Aliran – aliran klasik dan gerakan baru dalam pendidikan
Aliran – aliran klasik yang dimaksud adalah aliran empirisme, nativisme, naturalisme, dan konvergensi. Sampai saat ini aliran - aliran tersebut masih sering digunakan walaupun dengan pengembangan – pengembangan yang disesuaikan dengan perkembangan zaman.
1) Aliran – aliran klasik dalam pendidikan dan pengaruhnya terhadap pemikiran pendidikan di Indonesia.
a) Aliran Empirisme
Aliran empirisme bertolak dari Lockean Tradition yang mementingkan stimulasi eksternal dalam perkembangan manusia, dan menyatakan bahwa perkembangan manusia, dan menyatakan bahwa perkembangan anak tergantung kepada lingkungan, sedangkan pembawaan tidak dipentingkan. Pengalaman yang diperoleh anak dalam kehidupan sehari – hari didapat dari dunia sekitarnya yang berupa stimulan – stimulan. Stimulasi ini berasal dari alm bebaqs ataupun diciptakan oleh orang dewasa dalam bentuk pendidikan. Tokoh perintisnya adalah John Locke.

b) Aliran Nativisme
Aliran nativisme bertolak dari Leinnitzian Tradition yang menekankan kemampuan dalam diri anak, sehingga faktor lingkungan termasuk faktor pendidikan, kurang berpengaruh terhadap perkembangan anak. Hasil perkembangan tersebut ditentukan oleh pembawaan yang sudah diperoleh sejak kelahiran. Lingkungan kurang berpengaruh terhadap pendidikan anak.

c) Aliran Naturalisme
Aliran ini dipelopori oleh J.J. Rosseau. Rosseau berpendapat bahwa semua anak baru dilahirkan mempunyai pembawaan baik. Pembawaan baik akan menjadi rusak karena dipengaruhi lingkungan. Pendidikan yang diberikan orang dewasa malah dapat merusak pembawaan baik anak itu.
d) Aliran Konvergensi
Aliran konvergensi dipelopori oleh William Stern, ia berpendapat bahwa seorang anak dilahirkan di dunia sudah disertai pembawaan baik maupun buruk. Proses perkembangan anak, baik faktor pembawaan maupun faktor lingkungan sama – sama mempunyai peranan sangat penting. Bakat yang dibawa pada waktu lahir tidak akan berkembang dengan baik tanpa dukungan lingkungan sesuai untuk perkembangan anak itu.

e) Pengaruh aliran klasik terhadap pemikiran praktek pendidikan di Indonesia.
Di Indonesia telah ditetapkan berbagai aliran – aliran pendidikan, penerimaan tersebut dilakukan dengan pendekatan efektif fungsional yakni diterima sesuai dengan kebutuhan, namun ditempatkan dalam aliran latar pandangan yang konvergensi.

2) Aliran – aliran baru dalam pendidikan
Di dalam perkembangan pendidikan dewasa ini dapat kita identifikasi lima aliran besar yaitu :
1. Aliran Fungsionaris
Tokoh aliran ini adalah Durkheim dan Parsons. Aliran fungsionalisme berpendapat fungsi pendidikan masa kini adalah transmisi kebudayaan dan mempertahankan tatanan sosial yang ada. Masa depannya mempersiapkan dengan mendengarkan fungsi – fungsi dalam masyarakat masa depan.

2. Aliran Kulturalisme
Tokoh aliran ini adalah Brameld dan Ki Hajar Dewantara. Aliran ini melihat fungsi pendidikan masa kini sebagai upaya untuk merekontruksi masyarakat. Masyarakat mempunayi masalah – masalah yang dihadapi dan upaya pendidikan adalah untuk mengatasi masalah – masalah tersebut seperti identitas bangsa, benturan kebudayaan, preservasi dan pengembangan budaya. Fungsi pendidikan adalah menata masyarakat berdasarkan budaya yang universal dengan berdasarkan budaya lokal yang berkembang ke arah kebudayaan nasional dan kebudayaan global seperti Trikon dari Ki Hajar Dewantara.

3. Aliran Kritikal
Freire menggaris bawahi dalam pendidikan terdapat tiga unsur fundamental yakni : pengajar, peserta didik dan realitas dunia (Mansour Faqih, Roem Topatimasang, Toto Rahardjo : 2001 : 40). Hubungan antara unsur pertama dengan unsur kedua seperti halnya teman yang saling melengkapi dalam proses pembelajaran. Keduanya tidak berfungsi secara struktural formal yang nantinya akan memisahkan keduanya. Bahkan Freire mengarai bahwa hubungan antara pengajar dan peserta didik yang bersifat struktural formal hanya akan melahirkan “pendidikan gaya bank” (banking consept of education).
Posisi pengajar dan peserta didik oleh Freire dikategorikan sebagai subyek “yang sadar” (cognitive). Artinya kedua posisi ini sama – sama berfungsi sebagai subyek dalam proses pembelajaran. Peran guru hanya mewakili dari seorang teman (partnership) yang baik bagi muridnya. Adapun posisi realitas dunia menjadi medium atau obyek “yang disadari” (cognizable). Disinilah manusia itu belajar dari hidupnya. Dengan begitu manusia dalam konsep pendidikan Freire mendapati posisi sebagai subyek aktif. Manusia kemudian belajar dari raelitas sebagai medium pembelajaran.

4. Aliran Interpelatif
Tokoh aliran ini Bernstein. Menurut aliran ini tugas pendidikan adalah mengajarkan berbagai peran dalam masyarakat melalui program - program dalam kurikulum. Sedangkan untuk masa depan pendidikan berfungsi menghilangkan berbagai bias budaya dan kelas – kelas sosial yang membedakan antar kelompok elit dan rakyat jelata yang miskin.

5. Aliran Modern
Tokoh aliran ini adalah Derrida, Foucalt, Gramsci. Bagi mereka fungsi pendidikan masa kini adalah transmisi ilmu pengetahuan dan teknologi, sedangkan masyarakat masa depan perlu menghargai kebhinekaan dan keberagaman pendapat. Fungsi pendidikan adalah membina pribadi – pribadi yang bebas merumuskan pendapat dan menyatakan pendapatnya sendiri dalam berbagai perspektif. Individu yang diinginkan adalah individu yang kreatif dan berfikir bebas termasuk berfikir produktif.

3) Gerakan baru pendidikan dan pengaruhnya terhadap pelaksanaan di Indonesia.
a. Pengajaran Alam Sekitar
Gerakan pendidikan yang mendekatkan anak dengan sekitarnya adalah gerakan pengajaran alam sekitar, perintis gerakan ini adalah Fr. A. Finger di Jerman dengan Heimatkude, dan J. Ligthart di Belanda dengan Het Voll Leven.
b. Pengajaran Pusat Perhatian
Pengajaran pusat perhatian dirintis oleh Ovideminat Decroly dari Belgia dengan pengajaran melalui model pusat – pusat minat, disamping pendapatnya tentang pengajaran global. Decroly menyumbangkan dua pendapat yang sangat berguna bagi pendidikan dan pengajaran, yaitu : Metode Global dan Centre d’interest.
c. Sekolah kerja
Gerakan sekolah kerja dapat dipandang sebagai titik kulminasi dari pandangan – pandangan yang mementingkan pendidikan keterampilan dalam pendidikan. J.A. Comenius menekankan agar pendidikan mengembangkan pikiran, ingatan, bahasa, dan tangan. J.H. Pestalozzi mengajarkan bermacam – macam mata pelajaran pertukaran di sekolahnya.
d. Pengajaran Proyek
Pengajaran proyek biasa pula digunakan sebagai salah satu metode mengajar di Indonesia, antara lain dengan nama pengajaran proyek, pengajaran unit, dan sebagainya. Yang perlu ditekankan bahwa pengajaran proyek akan menumbuhkan kemampuan untuk memandang dan memecahkan persoalan secara komprehensif. Pendekatan multidisiplin tersebut makin lama makin penting, utamanya masyarakat maju.
e. Pengaruh gerakan baru dalam pendidikan terhadap penyelenggaraan pendidikan di Indonesia.
Kajian tentang pemikiran – pemikiran pendidikan pada masa lalu akan sangat bermanfaaat untuk memperluas pemahaman tentang bentuk pendidikan, serta memupuk wawasan historis dari setiap tenaga kependidikan. Kedua hal itu sangat penting karena setiap keputusan dan tindakan di bidang pendidikan, termasuk bidang pembelajaran, akan membawa dampak bukan hanya pada masa kini tetapi juga masa depan.
B. Dua aliran pokok pendidikan di Indonesia
Dua aliran pokok di Indonesia itu di Indonesia dimaksudkan adalah Perguruan Kebangsaan Taman Siswa dan Ruang Pendidikan INS Kayu Tanam. Kedua aliran tersebut dipandang sebagai tonggak pemikiran tentang pendidikan di Indonesia.
1) Perguruan kebangsaan taman siswa
Didirikan pada tanggal 3 Juli 1922 di Yogyakarta oleh Ki Hajar Dewantara (Suwardi Suryaningrat) dalam bentuk yayasan, mulai didirikan Taman Indria, Kursus Guru, Taman Muda (SD), Taman Dewasa Merangkap Taman Guru (Mulo Kweekschool), taman Madya, Prasarjana, dan Sarjana Wiyata.
a. Asas dan Tujuan Taman Siswa
1. Bahwa setiap orang mempunyai hak mengatur dirinya sendiri, dengan terbitnya persatuan dalam peri kehidupan umum.
2. Bahwa pengajaran harus memberi pengetahuan yang berfaedah dalam arti lahir dan batin dapat memerdekakan diri.
3. Bahwa pengajaran harus berdasarkan pada kebudayaan dan kebangsaan sendiri.
4. Bahwa pengajaran harus tersebar luas sampai dapat menjangkau seluruh rakyat.
5. Bahwa untuk mengejar kemerdekaan hidup yang sepenuhnya lahir maupun batin hendaklah diusahakan dengan kekuatan sendiri, dan menolak bantuan dari siapapun yang mengikat, baik lahir maupun batin.
6. Bahwa setiap konsekuensi hidup dengan kekuatan sendiri maka mutlak harus membelanjai sendiri segala usaha yang dilakukan.
7. Bahwa dengan mendidik anak – anak perlu ada keikhlasan lahir dan batin mengorbankan segala kepentingan pribadi demi keselamatan dan kebahagiaan anak – anak.

Panca Dharma Taman Siswa
Tahun 1947 Taman Siswa melengkapi asas 1977, yaitu dari wawasan guru yang dikenal dengan Panca Dharma, yaitu :
1. Arti kemerdekaan harus diartikan disiplin terhadap diri sendiri oleh diri sendiri atas dasar nilai hidup yang tinggi, baik hidup sebagai individu atau anggota masyarakat. Kemerdekaan menjati alat pengembang pribadi yang kuat dan sadar dalam suatu pertimbangan dan keselarasan dengan masyarakat tertib damai di tempat keanggotaannya.
2. Asas kodrat alam pada hakikatnya manusia itu sebagai makhluk adalah satu dengan s kodrat alam. Ia tidak bisa lepas dari kehendaknya, tetapi akan mengalami bahagia jika bisa menyatukan diri dengan kodrat alam
3. Asas kebudayaan
4. Asas kebangsaan, tidak boleh bertentangan dengan kemanusiaan, malahan harus menjadi bentuk dan fil kemanusiaan yang nyata dan oleh karena itu tidak mengandung arti permusuhan dengan bangsa lain
5. Asas kemanusiaan

Tujuan Perguruan Taman Siswa
1. Sebagai badan perjuangan kebudayaan dan pembangunan masyarakat tertib dan damai.
2. Tujuan pendidikan Taman Siswa adalah membangun anak didik menjadi manusia yang merdeka lahir dan batin, luhur budinya serta sehat jasmaninya untuk menjadi anggota masyarakat yang berguna dan bertanggung jawab atas keserasian bangsa tanah air serta manusia pada umumnya.

b. Upaya – upaya yang dilakukan Taman Siswa
Beberapa usaha yang dilakukan oleh Taman Siswa adalah menyiapkan peserta didik yang cerdas dan memiliki kecakapan hidup. Dalam ruang lingkup eksternal Taman Siswa membentuk pusat – pusat kegiatan kemasyarakatan.

c. Hasil – ahsil yang dicapai
Taman Siswa telah berhasil mengemukakan tentang pendidikan nasional, lembaga – lembaga pendidikan dari Taman Indria sampai Sarjana Wiyata. Taman siswa pun telah melahirkan alumni - alumni besar di Indonesia.
2) Ruang pendidik INS Kayu Tanam
Ruang pendidik INS (Indonesia Nederlandsche School) didirikan oleh Mohammad Sjafei pada tanggal 31 Oktober 1926 di Kayu Tanam (Sumatera Barat).
a. Asas dan tujuan ruang pendidik INS Kayu Tanam
Pada awal didirikan, ruang pendidik INS mempunyai asas - asas sebagai berikut
o Berpikir logis dan rasional
o Keaktifan atau kegiatan
o Pendidikan masyarakat
o Memperhatikan pembawaan anak
o Menentang intelektualisme
Dasar – dasar tersebut kemudian disempurnakan dan mencakup berbagai hal, seperti : syarat – syarat pendidikan yang efektif, tujuan yang ingin dicapai, dan sebagainya.

Tujuan Ruang pendidik INS Kayu Tanam adalah :
o Mendidik rakyat ke arah kemerdekaan
o Memberi pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat
o Mendidik para pemuda agar berguna untuk masyarakat
o Menanamkan kepercayaan terhadap diri sendiri dan berani bertanggung jawab.
o Mengusahakan mandiri dalam pembiayaan.
b. Upaya – upaya Ruang Pendidik INS kayu Tanam
Beberapa usaha yang dilakukan oleh ruang pendidik INS Kayu Tanam antara lain menyelenggarakan berbagai jenjang pendidikan, menyiapkan tenaga guru atau pendidik, dan penerbitan majalah anak – anak Sendi, serta mencetnak buku – buku pelajaran.
c. Hasil – hasil yang dicapai ruang pendidik INS Kayu Tanam
Ruang pendidik INS Kayu Tanam mengupayakan gagasan - gagasan tentang pendidikan nasional (utamanya pendidikan keterampilan / kerajinan), beberapa ruang pendidikan (jenjang persekolah), dan sejumlah alumni.

BAB IV
PENUTUP

Pemikiran tentang pendidikan sejak dulu, kini, dan masa yang akan datang terus berkembang. Aliran / gerakan tersebut mempengaruhi pendidikan di seluruh dunia, termasuk pendidikan di Indonesia. Dari sisi lain, di Indonesia juga muncul gagasan – gagasan tentang pendidikan, yang dapat dikategorikan sebagai aliran pendidikan, yakni taman siswa dan INS kayu tanam. Setiap tenaga kependidikan diharapkan memiliki bekal yang memadai dalam meninjau masalah yang dihadapi, serta pertimbangan yang tepat dalam menetapkan kebijakan dan atau tindakan sehari – hari. Dari aliran – aliran pendidikan di atas kita tidak bisa mengatakan bahwa salah satu adalah yang paling baik. Sebab penggunaannya disesuaikan dengan tingkat kebutuhan, situasi dan kondisinya pada saat itu, karena setiap aliran memiliki dasar – dasar pemikiran sendiri. Aliran – aliran pendidikan baru yang berkembang sebenarnya adalah pengembangan dari keempat aliran – aliran klasik yang ada yaitu, (1) aliran empirisme, (2) Nativisme, (3) aliran naturalisme, dan (4) aliran konvergensi. Pada dasarnya aliran – aliran pendidikan kritis mempunyai suatu kesamaan ialah pemberdayaan individu. Inilah inti dari masyarakat pedagogik.
Share this article :

0 komentar:

Posting Komentar

Silahkan tinggalkan komentar di atas caranya
1. Masukkan Komentar anda di kolom komentar
2. Pada Kotak "Beri Komentar sebagai" pilih akun yang ada pada pilihan.
3. klik publikasikan.
5. isi code capta
6. tekan enter atau publikasikan.

Anda di perbolehkan berkomentar dengan memperhatikan hal-hal berikut:
1. Komentar jangan mengandung SARA dan PORNO
2. Berkomentarlah dengan bahasa yang sopan.
3. Tidak Boleh SPAM
4. Jangan meninggalkan Link aktif pada komentar. Komentar dengan Link Aktif akan dihapus.
5. Berkomentarlah sesuai dengan topik artikel

 
Support : Amalkan Ilmu Berbagi Untuk Semua | Blog SEO Arul
Copyright © 2013. Amriani Hamzah Dara Daeng Makassar - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger