PRINSIP MANAJEMEN PERKANTORAN
MODERN
1.
Perencanaan
Pekerjaan
Perencanaan pekerjaan adalah bagian
integral dan strategi perusahaan dan proses perencanaan SDM. Perencanaan
pekerjaan yaitu suatu perencanaan yang memuat hal- hal yang bersifat teknis
seperti cara-cara pelaksanaan tugas agar berhasil mencapai tujuan yang lebih
tinggi. Suatu proses mempersiapkan usaha atau kegiatan yang akan dilakukan
secara sistematis dan logis untuk mencapai suatu tujuan yang telah ditentukan
sebelumnya oleh pimpinan.
Untuk menyusun perencanaan pekerjaan,
harus dilakukan serangkaian kegiatan kongkrit sebagai berikut :
a. Mengumpulkan
informasi dan data yang diperlukan.
b. Mengumpulkan
pemikiran-pemikiran tentang materi yang
direncanakan.
c. Menentukan
tujuan yang hendak dicapai
d. Menentukan
apa saja yang harus dilakukan berikut urutan
pelaksanaan untuk mencapai tujuan.
e. Menentukan
fasilitas yang diperlukan.
f. Menentukan
kapan dan di mana harus dilaksanakan.
g. Menentukan
oleh siap dan berapa lama harus dilaksanakan.
h. Menentukan
mengapa dan bagaimana cara melaksanakannya
Proses
Perencanaan Kerja
Proses
perencanaan kerja memerlukan beberapa tahapan kegiatan sebagai berikut :
1) Melaksanakan
langkah-langkah pendahuluan
a) Meninjau
keadaan termasuk kemungkinan.
b) Memperkirakan
waktu yang diperlukan untuk menyusun rencana.
c) Memastikan
adanya peraturan kebijaksanaan atau usaha-usaha lain yang berkaitan dalam arti mendukung
rencana atau kebalikannya.
d) Memastikan
pengesahan rencana yang merupakan tahap akhir persiapan menyusun seluruh
rencana.
2) Menyusun
rencana
Pada tahap ini seluruh persiapan rencana
selesai dibicarakan, lalu dilakukan penyusunan rencana yang mencakup tujuan,
kegiatan yang diperlukan, pembiayaan, penanggungjawab dan bagian dari kantor yang
melaksanakan dan sebagainya.
3) Melaksanakan
rencana
Pada tahap ini perencanan kerja yang
sudah selesai disusun dilaksanakan dalam operasi-operasi kerja kongkrit sesuai
dengan yang tercantum di dalam perencanaan kerja.
4) Melakukan
pengawasan terhadap pelaksanaan
Pada waktu pelaksanaan, pengawasan perlu
dilakukan yang bertujuan :
a) Memastikan
pelaksanaan rencana berjalan sesuai dengan yang direncanakan.
b) Mengecek
ada tidaknya penyimpanan dalam pelaksanaan.
5) Mengadakan
evaluasi terhadap seluruh pelaksanaan termasuk pengawas Evaluasi (penilaian, pertimbangan dan
penyimpulan) perlu dilakukan terhadap seluruh perecanaan kerja dimulai dari
awal sampai selesai. Evaluasi ini juga merupakan alat bantu terhadap
pengawasan. Dengan evaluasi yang terus menerus, maka satu perencanaan kerja dalam
pelaksanaannya mestinya tidak sampai gagal, karena usaha evaluasi dapat dengan
cepat mengetahui jikalau terjadi kejanggalan yang menjurus ke arah kegagalan
rencana. Dengan evaluasi, kejanggalan itu bisa diperbaiki.
Jenis-jenis
Perencanaan Kegiatan
Perencanaan
berwujud kongkrit sebagai rencana dan perencanaan kerja berwujud kongkrit
sebagai rencana kerja. Dalam perencanaan ada bermacam-macam rencana. Ciri-ciri
rencana itu ditinjau dari beberapa segi sebagai berikut :
a. Ruang
Lingkup
Macam
rencana yang ditinjau dari ruang lingkup antara lain adalah
1) Rencana
kebijaksanaan : rencana ini hanya
memuat pokok-pokok pikiran mengenai materi rencana berikut metode
pelaksanaannya.
2) Rencana
program atau proyek : rencana ini bersifat lebih nyata, sudah memuat hal-hal
kongkrit mengenai pelaksanaan rencana karena sudah dilengkapi dengan perhitungan biaya
3) Rencana
operasional : rencana ini merupakan rencana pelaksanaan, memuat
kegiatan-kegiatan operasional yang nyata berikut sasaran yang mau dicapai
sesuai tujuan rencana.
b. Jangka
waktu
Ditinjau
dari segi jangka waktuada tiga macam rencana :
1) Rencana
jangka panjang : rencana ini membutuhkan
waktu yang lama sekali dalam pelaksanaannya sampai selesai dan biasanya merupakan rencana mengenai suatu
usaha atau suatu masalah yang berukuran besar.
2) Rencana
jangka pendek : rencana ini biasanya dibuat untuk mengatasi masalah yang muncul seketika dan bersifat mendesak
secepatnya untuk dilaksanakan.
3) Rencana
jangka sedang : rencana ini merupakan rencana yang bersifat di antara rencana
panjang dan rencan pendek
c. Materi
Ditinjau
dari segi materi ada bermacam-macam rencana antara lain adalah
1) Rencana
finansial : tentang keuangan
2) Rencana
pendidikan : tentang pendidikan
3) Rencana
produksi : tentang pembuatan barang di dalam satu perusahaan
4) Rencana
penjualan : tentang usaha pemasaran barang oleh satu perusahaan
d. Administrasi
pemerintahan
Macam
rencana ditinjau dari segi administrasi pemerintahan antara lain adalah ;
1)
Rencana nasional : mencakup seluruh negeri
2)
Rencana daerah : Antara lain berukuran
propinsi
3)
Rencana perkotaan : mengenai kota-kota
4)
Rencana pedesaan : mengenai desa-desa.
e. Kemasyarakatan
atau keseluruhan masalah
Kemasyarakatan
atau keseluruhan masalah macam rencana ditinjau dari segi kemasyarakatan atau
keseluruhan masalah antara lain adalah ;
1) Rencana
umum mencakup lapisan masyarakat atau keseluruhan masalah yang dibicarakan.
2) Rencana
khusus hanya mengenai sebagian dari masyarakat atau sebagian dari masalah yang
dibicarakan.
2.
Pengorganisasian
Pekerjaan
Pengorganisasian
pekerjaan adalah suatu proses pembagian kerja atau pengaturan kerja bersama
dari para anggota suatu organisasi. Dalam suatu pengorganisasian pada
prinsipnya berguna untuk menunjukkan cara-cara tentang upaya pemberdayaan
sumber daya manusia agar dapar bekerja sama dalam suatu sistem kerja sama
dengan harapan dapat mencapai tujuan organisasi.
Prinsip
Organisasi
Prinsip
pengorganisasian pekerjaan merupakan hal yang terpenting bagi suatu perusahaan
atau organisasi. Prinsip akan menghasilkan keefisienan dalam penggunaan sumber
daya perusahaan, khususnya sumber daya manusia dan keuangan ada 6 prinsip yang
harus diperhatikan dalam mendesain struktur organisasi:
a. Spesialisasi
Pekerjaan
b. Departementalisasi
c. Rantai
Komando
d. Rentang
Pengawasan
e. Sentralisasi
dan Desentralisasi
f. Formalisasi
Pengorganisasian
dapat memakai asas pemusatan (sentralisasi) atau asas pemencaran
(desentralisasi)
(desentralisasi)
a. Asas
Sentralisasi
Dengan asas ini semua kerja perkantoran
dalam organisasi yang bersangkutan dibebankan dan dilaksanakan oleh sebuah
satuan organisasi yang berdiri sendiri disamping satuan – satuan organisasi
yang memikul pekerjaan – pekerjaan operatif. Dalam hal ini, organisasi yang
melaksanakan tugas – tugas induk yaitu misalnya : mengetik, surat – menyurat,
menyalin warkat atau memelihara arsip.
b. Asas
Desentralisasi
Berdasarkan asas ini masing – masing
satuan organisasi dalam seluruh organisasi disamping melaksanakan tugas – tugas
induk nya juga melakukan semua kerja ketatausahaan yang terdapat dalam
lingkungannya sendiri. Misalnya bagian produksi dalam suatu perusahaan
melaksanakan pula tugas – tugas korespondensi, memperbanyak sendiri warkat –
warkat, dan mengurus kamar arsip untuk menyimpan surat – suratnya.
3.
Pengordinasian
Pekerjaan
Pengordinasian pekerjaan adalah suatu
usaha yang sinkron dan teratur untuk menyediakan jumlah dan waktu yang tepat,
dan mengarahkan pelaksanaan untuk menghasilkan suatu tindakan yang seragam dan
harmonis pada sasaran yang telah ditentukan untuk mengimbangi dan menggerakkan
tim dengan memberikan lokasi kegiatan pekerjaan yang cocok dengan masing-masing
dan menjaga agar kegiatan itu dilaksanakan dengan keselarasan yang semestinya
di antara para anggota itu sendiri.
Adapun
kegiatan dalam pengordinasian pekerjaan yaitu :
a. Kebijakan
b. Rencana
c. Prosedur
dan tata kerja
d. Rapat
dan taklimat (Briefing)
e. Surat
keputusan bersama atau surat edaran bersama
Bentuk-bentuk pengordinasian
pekerjaan yaitu :
a. Forum
b. Tim,panitia,kelompok kerja
c. Dewan atau badan
d. System satu atap (one roof system)
atau system satu pintu (one door system).
Pedoman
Koordinasi
a. Koordinasi
harus terpusat, sehingga ada unsur pengendalian guna menghindari tiap
bagian bergerak sendiri-sendiri yang merupakan kodrat yang telah ada dalam
setiap bagian, ingat bahwa organisasi merupakan kumpulan dari orang-orang yang
punya kebutuhan dan keinginan berbeda.
b. Koordinasi
harus terpadu, keterpaduan pekerjaan menunjukkan keadaan yang saling mengisi
dan memberi.
c. Koordinasi
harus berkesinambungan, yaitu rangkaian kegiatan yang saling menyambung, selalu
terjadi selalu diusahakan dan selalu ditegaskan adanya keterkaitan dengan
kegiatan sebelumnya.
d. Koordinasi
harus menggunakan pendekatan multi instansional, dengan ujud saling memberikan
informasi yang relevan untuk menghindarkan saling tumpang tindih tugas yang
satu dengan tugas yang lain.
Teknik
pengordinasian pekerjaan yaitu :
a. Menghargai
pendapat orang lain
b. Melakukan
interaksi
c. Mengendalikan
kesepakatan
d. Memperhatikan
semua factor pendukung yang akan dapat membantu terlaksananya keputusan yang
akan di ambil atau terwujudnya rencana tindak yang telah di putuskan
e. Menentukan
strategi atau langkah-langkah tindakan
yang akan di lakukan untuk setiap factor pendukung yang telah di
tentukan sebelumnya.
f. Mengikutsertakan
semua pihak yang terkait dalam proses koordinasi dan hubungan kerja,baik :
1) Individu
atau kelompok individu atau instansi yang berada di dalam organisasi.
2) Individu
atau kelompok individu atau instansi yang berada di luar organisasi.
g. Proses
penyusunan saran tindakan secara konkrit dan terinci.
Tujuan
pengordinasian pekerjaan sebagai berikut :
a. Menghilangkan
dan menghindarkan perasaan terpisah satu sama lain antara atasan dan
bawahan.
b. Menghindarkan
perasaan atau pendapat bahwa dirinya atau jabatannya merupakan yang paling
penting.
c. Mengurangi
dan menghindakan kemungkinan timbulnya pertentangan antar pejabat dan
pelaksana.
d. Menghindarkan
timbulnya rebutan fasilitas.
e. Menghindarkan
terjadinya peristiwa menunggu yang memakan waktu lama.
f. Menghindarkan
kemungkinan terjadinya kesamaan pekerjaan sesuatu kegiatan.
g. Menghindarkan
kemungkinan terjadinya kekosongan pekerjaan sesuatu program atau kekosongan
pengerjaan tugas oleh para manajer.
h. Menumbuhkan
kesadaran tugas oleh para manajer untuk saling memberikan bantuan
satu sama lain terutama bagi mereka yang berada dalam wilayah yang sama.
i.
Menumbuhkan kesadaran
para manajer untuk saling memberitahu masalah yang dihadapi bersama
dan bekerjasama dalam memecahkannya.
j.
Memberikan jaminan tentang kesatuan
langkah di antara para atasan atau bawahan.
k. Menjamin
adanya kesatuan langkah dan tindakan diantara manajer.
l.
Menjamin kesatuan sikap
diantara manajer.
m. Menjamin
kesatuan kebijaksanaan di antara manajer dalam wilayah tertentu.
4.
Pengendalian
Pekerjaan
Pengendalian Pekerjaan adalah proses
pengaturan berbagai faktor dalam suatu perusahaan, sehingga pelaksanaan kerja
dan rencana kerja yang telah dibuat untuk mencapai tujuan-tujuan.
Tujuan
pengendalian pekerjaan
a. Supaya
proses pelaksanaan dilakukan sesuai dengan ketentuan-ketentuan dari rencana.
b. Melakukan
tindakan perbaikan, jika terdapat penyimpangan-penyimpangan.
c. Supaya
tujuan yang dihasilkan sesuai dengan rencananya.
Macam-Macam
Pengendalian Pekerjaan
a. Internal control,
pengendalian yang dilakukan oleh seorang atasan kepada bawahannya.
b. External contro,
pengendalian yang dilakukan oleh pihak luar.
c. Formal control,
pemeriksaan yang dilakukan oleh instansi atau pejabat resmi dan dapat dilakukan
secara intern maupun eksternal
d. Informal control,
penilaian yang dilakukan oleh masyarakat atau konsumen, baik langsung maupun
tidak langsung.
Adapun
kegiatan pengendalian pekerjaan yaitu :
a. Penyedia
budget : Sales budget, Production budget, Cost Production Budget, Step budget, Purchasing
budget, Personnel budget, Cash & Financial budget, Master budget (budget
keseluruhan)
b. Mengakuisisi
bisnis yang tak terkait
c. Memperkenalkan
produk atau merek baru dalam lini produk
d. Memperkenalkan
produk atau merek baru dalam lini produk
e. Memesan
iklan TV
f. Menentukan
anggaran
g. Menjelaskan
proyek riset individual
h. Memutuskan
lingkup dan arah riset
i.
Mengendalikan organisasi riset
j.
Mengubah rasio utang/modal
k. Memperluas
pabrik
l.
Memesan ulang suatu barang
Personal
observation
m. Report
n. Financial
statement
o. Statistik
p. Break
event point
q. Intenal
Audit
r.
Auditing
Jenis-Jenis
Pengendalian Pekerjaan
a. Pengendalian
karyawan, ditujukan kepada hal-hal yang ada hubungannya dengan kegiatan
karyawan.
b. Pengendalian
keuangan, ditujukan kepada hal-hal yang menyangkut keuangan.
c. Pengendalian
produksi, ditujukan untuk mengetahui kualitas dan kuantitas produksi yang
dihasilkan, apakah sesuai dengan standar atau rencananya.
d. Pengendalian
waktu, ditujukan kepada penggunaan waktu, apakah waktu untuk mengerjakan suatu
pekerjaan sesuai atau tidak.
e. Pengendalian
teknis, ditujukan kepada hal-hal yang bersifat fisik, yang berhubungan dengan
tindakan dan teknis pelaksanaan.
f. Pengendalian
kebijaksanaan, ditujukan untuk mengetahui dan menilai, apakah kebijaksanaan
organisasi telah dilaksanakan sesuai dengan yang telah digariskan.
g. Pengendalian
penjualan, ditujukan untuk mengetahui, apakah produksi atau jasa yang
dihasilkan terjual sesuai dengan target yang ditetapkan.
h. Pengendalian
inventaris, ditujukan untuk mengetahui, apakah inventaris perusahaan masih ada
semuanya atau ada yang hilang.
i.
Pengendalian pemeliharaan, ditujukan
untuk mengetahui apakah inventaris kantor dipelihara dengan baik atau tidak,
jika rusak apakah masih bisa diperbaiki atau tidak.
5.
Pemberdayaan
Pegawai
Pemberdayaan pegawai adalah pemberian
wewenang kepada pegawai untuk merencanakan (planning),
mengendalikan (controlling) dan
membuat keputusan atas pekerjaan yang menjadi tanggungjawabnya, tanpa harus
mendapatkan otorisasi secara eksplisit dari manajer diatasnya (Hansen & Mowen 2007). Spreitzer (1995) mendefinisikan pemberdayaan
sebagai suatu proses dimana individu mempunyai kekuasaan untuk berpartisipasi
secara langsung untuk mengendalikan dan mempengaruhi suatu kejadian yang
memiliki efek langsung terhadap kehidupannya. Gibson (1995) mendefinisikan
pemberdayaan pegawai (individual
empowerment) sebagai pemberian kesempatan dan dorongan kepada para pegawai
untuk mendayagunakan bakat, ketrampilan-ketrampilan, sumberdaya-sumberdaya, dan
pengalaman-pengalaman mereka untuk menyelesaikan pekerjaan secara tepat waktu.
Menurut Carver (1993) dalam Suryana (2009), pemberdayaan merupakan suatu proses
pembentukan lingkungan dan struktur yang baik sehingga seseorang dapat
memberikan kontribusi secara penuh melalui keterampilan terbaiknya.
Adapun
tugas dari pemberdayaan pegawai yaitu :
a. Mengetik
(Typing)
b. Menghitung
(Calculating)
c. Memeriksa
(Checking)
d. Menyimpan
Warkat/Arsip (Filing)
e. Menelepon
(Telephoning)
f. Menggandakan
(Duplicating)
g. Mengirim
Surat (Mailing)
h. Menyurat
(Korespondensi)
i.
Menyortir
j.
Dan Kegiatan lain.
6.
Komunikasi
Dalam pengertiannya yang umum,
komunikasi adalah penyampaian warta yang mengandung macam-macam keterangan dari
seseorang kepada orang lain.
Dalam komunikasi itu sekaligus
tercakup penyalinan secara cermat gagasan-gagasan dari seseorang ke dalam
pikiran orang lain itu sehingga tercapai pengertian yang ditentukan atau
menimbulkan tindakan-tindakan yang diharapkan. Dalam garis besarnya komunikasi
itu meliputi unsur-unsur yang berikut:
a. Komunikator
Pengirim (sender) yang mengirim
pesan kepada komunikan dengan menggunakan media tertentu. Unsur
yang sangat berpengaruh dalam komunikasi, karena merupakan awal (sumber)
terjadinya suatu komunikasi
b. Komunikan.
Penerima (receiver) yang menerima
pesan dari komunikator, kemudian memahami, menerjemahkan dan akhirnya memberi
respon.
c. Media.
Saluran (channel) yang digunakan
untuk menyampaikan pesan sebagai sarana berkomunikasi. Berupa bahasa verbal
maupun non verbal, wujudnya berupa ucapan, tulisan, gambar, bahasa tubuh,
bahasa mesin, sandi dan lain sebagainya.
d. Pesan.
Isi komunikasi berupa pesan (message)
yang disampaikan oleh Komunikator kepada Komunikan. Kejelasan pengiriman dan
penerimaan pesan sangat berpengaruh terhadap kesinambungan komunikasi.
e. Tanggapan.
Merupakan dampak (effect)
komunikasi sebagai respon atas penerimaan pesan. Diimplentasikan dalam bentuk
umpan balik (feed back) atau tindakan sesuai dengan pesan yang diterima.
Faktor
utama dalam komunikasi kantor yaitu :
a. Kecepatan : faktor ini menentukan apakah komunikasi
akan dilakukan dalam surat biasa, surat kilat atau telegram misalnya.
b. Kecermatan
: faktor ini menetukan apakah angka angka itu dikirim secara tertulis atau
disampaikan melalui telepon yang mungkin salah didengar misalnya.
c. Keselamatan
: faktor ini menentukan apakah sebaiknya dihantarkan atau diposkan misalnya.
d. Kerahasiaan : faktor ini menentukan apakah warta dikirm
melalui teleks atau pos tercatat.
e. Warkat
: faktor ini menentukan apakah komunikasi perlu dengan surat atau cukup dengan
komunikasi lisan.
f. Kesan : Faktor ini dapat menentukan apakah cukup
dengan stensilan atau dicetak dengan mewah.
g. Biaya
: Semua unsur biaya harus dipertimbangkan dalam pemilihan sesuatu sarana
komunikasi.
Pedoman
Dalam Berkomunikasi
Komunikasi
yang baik adalah komunikasi dimana pesan-pesan yang disampaikan dapat diterima
dengan baik tanpa menimbulkan perasaan negatif. Ada beberapa pedoman untuk
menjalin komunikasi yang baik, yaitu antara lain:
a. Berkomunikasi
dengan berpedoman pada nilai-nilai Islam.
b. Setiap
situasi komunikasi mempunyai keunikan.
c. Kunci
sukses komunikasi adalah umpan balik.
d. Komunikasi
bersemuka adalah bentuk komunikasi yang paling efektif.
e. Setiap
pesan komunikasi mengandung unsur informasi sekaligus emosi.
f. Kata
adalah lambang untuk mengekspresikan pikiran atau perasaan yang terbuka untuk ditafsirkan.
g. Semakin
banyak orang yang terlibat, komunikasi semakin kompleks.
h. Dapat
terjadi gangguan dalam penyampaian pesan komunikasi.
i.
Perbedaan persepsi mengganggu
keefektifan sampainya pesan.
j.
Orang berkomunikasi sesuai dengan
situasi komunikasi yang diharapkannya.
Sikap
Dalam Berkomunikasi
Ada
beberapa sikap yang perlu dicermati oleh seseorang dalam berkomunikasi,
khususnya komunikasi verbal, yaitu antara lain:
a. Berorientasi
pada kebenaran (truth).
b. Tulus
(sincerity).
c. Ramah
(friendship).
d. Kesungguhan
(Seriousness).
e. Ketenangan
(poise).
f. Percaya
diri (self convidence).
g. Mau
mendengarkan dengan baik (good listener)
Teknik
Berkomunikasi Secara Efektif
Sebagaimana
disebutkan di atas, bahwa komunikasi efektif tejadi apabila suatu pesan
yang diberitahukan komunikator dapat diterima dengan baik atau sama oleh
komunikan, sehingga tidak terjadi salah persepsi. Karena itu, dalam
berkomunikasi, khususnya komunikasi verbal dalam forum formal,
diperlukan langkah-langkah yang tepat. Langkah-langkah tersebut adalah sebagai
berikut:
a. Memahami
maksud dan tujuan berkomunikasi.
b. Mengenali
komunikan (audience).
c. Berorientasi
pada tema komunikasi.
d. Menyampaikan
pesan dengan jelas
e. Menggunakan
alat bantu yang sesuai.
f. Menjadi
pendengar yang baik.
g. Memusatkan
perhatian.
h. Menghindari
terjadinya gangguan.
i.
Membuat suasana menyenangkan.
j.
Memanfaatkan bahasa tubuh dengan benar.
7.
Tatanan Kantor
Tatanan kantor atau biasa disebut juga Layout adalah salah satu penunjang sistem kerja yang harus
diperhatikan dalam perkantoran. Di Indonesia, banyak sekali terdapat
perkantoran dengan skala produktivitas besar, menengah dan kecil dengan sistem
tata ruang yang sangat bervariasi, dimana masing-masing sistem saling berhubungan
dalam menunjang proses kerja
Standar
Ruang Kantor
Setiap
kantor mempunyai persyaratan lingkungan fisik yang harus diperhatikan dan
diatur sebaik baiknya oleh setiap manajer perkantoran yang modern. Sebagai
contoh di negara Inggris dalam 1963 telah ditetapkan undang undang mengenai
kantor (THE OFFICE ACT) yagn antara lain menetapkan prsayratan atau stadar yang
harus dimiliki oleh setiap ruang kantor. Standar itu meliputi hal hal sebagai berikut :
a. Kebersihan : bangunan, perlengkapan, dan perabotan harus
dipelihara bersih
b. Luas
ruang kantor tidak boleh dijejal dengan pegawai. Ruang kerja harus menyediakan
luas lantai 40 square feet sama dengan 3.7 m2 untuk setiap petugas
c. Suhu
Udara : temperatur yang layak harus dipertahankan dalam ruang kerja ( minimum
16 C = 61F)
d. Ventilasi
Peredaran udara segar atau udara yang telah dibersihkan harus diusahakan dalam ruang kerja
Peredaran udara segar atau udara yang telah dibersihkan harus diusahakan dalam ruang kerja
e. Penerangan
Cahaya : cahaya alam / lampu yang cocok
dan cukup harus diusahakan, sedang perlengkapan penerangan dirawat dengan
seharusnya
f. Fasilitas
kesehatan : kamar kecil, tolitet, dan
sejenisnya harus disediakan untuk para petugas serta terpelihara kebersihannya
g. Fasilitas
Cuci : ruang cuci muka / tangan dengan
air hangat dan dingin berikut sabun dan handuk harus disediakan untuk
secukupnya.
h. Air
minum : air bersih untuk keperluan minum petugas harus disediakan melalui pipa /
tempat penampungan khusus
i.
Tempat pakaian : dalam kantor harus
disediakan temapt untuk menggantungkan pakaian yang tidak dipakai petugas
sewaktu kerja dan fasilitas untuk mengeringkan pakaian yang basah
j.
Tempat duduk : petugas harus disediakan tempat duduk untuk
keperluan bekerja dengan sandaran kaki bila perlu
k. Lantai,
gang , dan tangga : lantai harus dijaga agar tidak mudah orang tergelincir,
tangga diberi pegangan untuk tangan, dan bagian–bagian yang terbuka diberi
pagar
l.
Mesin : bagian mesin yang berbahaya
harus diberi pelindung dari petugas yane memakainya harus cukup terlatih
m. Beban
berat : petugas tidak boleh ditugaskan mengangkat , membawa atau memindahkan
beban berat yang dapat mendatangkan kecelakaan
n. Pertolongan
pertama : dalam ruang kerja harus
dissediakan kotak / lemari obat untuk pertolongan pertama maupun seseorang
pegawai yagn terlatih memberikan pertolongan itu
o. Penjagaan
kebakaran : alat pemadam kebakaran dan
sarana untuk melariakn dari bahaya kebakaran harus disediakan secara memadai
termasuk lonceng tanda bahaya kebakaran
p. Pemberitahuan
kecelakaan kecelakaan dalam kantor yagn
menyebakan kematian atau absen petugas lebih dari 3 hari harus dilaporkan
kepada pihak yang berwajib
Demikianlah sekedar contoh mengenai beberapa ketat dan lengkap persyaratan minimum yang harus dipenuhi oleh suatu kantor di negara maju saat ini.
Demikianlah sekedar contoh mengenai beberapa ketat dan lengkap persyaratan minimum yang harus dipenuhi oleh suatu kantor di negara maju saat ini.
Faktor
Yang Berhubungan Dengan Standar Tata Kantor
1. Cahaya.
Cahaya penerangan yang cukup baik dan
memancar dengan tepat akan menambah efesiensi kerja para pegawai, karena mereka
dapat bekerja dengan lebih cepat, sedikit membuat kesalahan, dan matanya tidak
lekas lelah. Banyak ketidak beresan perkerjaan kantor disebabkan penerangan
yang buruk, misalnya ruang terlampau gelap atau pegawai harus bekerja dibawah
penerangan yang menyilaukan.
Cahaya yang abadi / permanen ialah
matahari dan cahaya buatan seperti lampu-lampu. Menurut penelitian cahaya
matahari mampu menembus 6-7,5 meter dalam ruangan. Oleh karena itu sering
digunakan cahaya lampu untuk mengatur penerangan dalam suatu kantor. Cahaya
penerangan buatan manusia terbagi 4 yaitu
a. Cahaya
langsung seperti lampu-lampu
b. Cahaya
setengah langsung biasanya dibuat penopang lampu dengan kaca
c. Cahaya
setengah tak langsung
d. Cahaya
tak langsung. penerangan lampu yang terbaik adalah cahaya tak langsung karena
akan memelihara kesejukan mata.
2. Warna
Bersama dengan cahaya, warna merupakan
faktor yang penting untuk memperbesar efisiensi kerja pegawai. Khususnya warna
akan mempengaruhi keadaan jiwa mereka. Dengan memakai warna yang tepat pada
dinding ruang dan alat alat lainnya, kegembiraan dan ketenangan bekerja para
pegawai akan terpelihara. Selain itu, warna yang tepat juga akan mencegah kesilauan
yang mungkin timbul karena cahaya yang berlebihan. Menurut ahli ada 3 warna
pokok yaitu:merah, kuning dan biru.
a. Merah
yaitu menggambarkan panas dan kegemparan pekerja, dapat menimbulkan emosi.
b. Kuning
yaitu menggambarkan kehangatan matahari, merangsang mata dan syaraf, dapat
menimbulkan perasaan riang gembira
c. Biru
yaitu menggambarkan kelembutan langit dan samudra, menyejukkan, keleluasaan,
dan ketentraman. Pengaruh warna biru dapat mengurangi ketegangan otot-otot
tubuh dan tekanan darah.
Menurut penelitian warna-warna yang
digunakan dengan gedung perkantoran yaitu :
a. 88%
warna putih
b. 88%
campuran warna putih dan hijau
c. 83
% warna abu-abu
d. 81
% warna gading
Warna yang tepat untuk suatu kantor
tergantung pada macam dan sifatnya pekerjaan di kantor yang bersangkutan. Jika
pekerjaan membutuhkan ketenangan sebaiknya dipakai warna biru pada dinding
kantor. Jika pekerjaan merupakan produktivitas diperlukan warna putih.
3. Udara.
Manfaat pemasangan sistem yang dapat
menjaga kondisi udara yang baik dan stabil akan lebih berharga dibandingkan
biaya yang harus dikeluarkan. Apabila tingkat kenyamanan pegawai ditingkatkan,
tingkat produktivitas mereka akan dapat ditingkatkan dan efesiensi dapat
dimaksimalkan. Ketidakhadiran juga dapat dikurangi dan pada beberapa kasusu
kesehatn pegawai diharapakan membaik, sehingga biaya kesehatan yang ditanggung
perusahaan dapat diminimalkan .
Udara untuk AC di ruangan kantor
biasanya dipakai 270 C, usaha-usaha yang dibuat yaitu :
a. Mengatur
suhu udara dalam ruang kerja dengan alat AC atau kipas angin
b. Mengusahakan
sebanyak mungkin peredaran udara dalam ruangan kerja
c. Mengatur
pemakaian kerja yang dipakai oleh para pekerja
4. Suara
Untuk mengatasi suara yang sering
mengurangi efesiensi kerja pegawai, hendaknya dipaerhatikan letak alat alat
kantor. Usaha lain yang dapat dijalankan dalam kamar yang memakai alat gaduh
ialah pada langit langit atau dindingnya dipakai lapisan penyerap suara.
Lapisan ini seperti karton tebal dan permukaannya lobang–lobang. Cara lain
untuk mengurangi kegaduhan misalnya mesin mesin tik dibawahnya diberi alas
karet busa tipis. Untuk pesawat telepon, ada baiknya dibuatkan bilik kecil yang
dapat ditutup rapat. Dengan demikian, pembicaraan takkan terganggu oleh suara
mesin tik atau menggangu pegawai lain yang sedang bekerja. Ini juga bermanfaat
jika seorang pejabat harus membicarakan sesuatu yang besifat rahasia sehingga
tidak boleh didenganr pegawai sekelilingnya.
Suatu cara yang akhir akhir ini
dijalankan diluar negeri untuk menambah efesiensi kerja ialah penggunaan musik.
Dari percobaan percobaan telah terbukti bahwa lagu-lagu yang tenang dan lembut
dapat mengurangi ketegangan syaraf dan kebosanan serta menambah kegembiraan
kerja.
Glenn W, Howard dan Edward Masonbrink
(Administration of Physical Education, 1963) mencatat bahwa kantor sebagai
pusat aktivitas administrasi dapat berfungsi sebagai suatu :
a. Ruang
studi dan kerja (a work and study room ),
b. Ruang
konperensi ( aconference room )
c. Ruang
perundingan ( a negotiating room ),
d. Pusat
informasi ( an information center),
e. Pusat
pelayanan ( a service center ),
f. Ruang
warkat ( a room of records),
g. Ruang
penerima tamu ( a reception room).
Geofrey Mills dan Standingford
dua orang ahli dari Inggris
menegaskan bahwa tujuan tata ruang kantor yang baik bagi suatu kantor adalah :
1) Persyaratan peraturan perundang-undangan dipenuhi
2) Setiap ruangan dipergunakan sehingga bermanfaat besar
3) Kondisi kerja yang baik disediakan bagi setiap orang
4) Memudahkan pengawasan untuk dapat melihat staf yang
bekerja
5) Rasa memiliki dan loyalitas pada kelompok kerja
terpelihara
6) Komunikasi dan arus kerja diperlancar
7) Operasi yang bising dan mengganggu dipisahkan tersendiri
8) Saling mengganggu antar pegawai dihindarkan
9) Menyediakan pelayanan yang baik, misalnya listrik,
telepon
10) Memberikan keamanan (The Liang Gie, 1988:208)
Ada
beberapa prinsip tata ruangan, yaitu :
a. Aliran pekerjaan yang sederhana yang membatasi mobilitas
pegawai dan menghemat kertas seminimum mungkin.
b. Ruang lantai harus bebas dari rintangan.
c. Meja dapat dengan mudah dilihat oleh pimpinan.
d. Perlengkapan kerja berada di dekat penggunanya.
e. Jumlah jalan atau koridor yang memadai dan luasnya juga
memadai.
f. Pastikan semua meja mendapatkan penerangan yang cukup.
g. Mesin bersuara gaduh
harus dipisahkan dari ruangan.
h. Tata ruang harus menyenangkan.
8.
Peningkatan
Mutu Pelayanan.
Peningkatan mutu pelayanan atau sering
disebut dengan pelayanan prima pelayanan prima (excellent service) adalah suatu
pelayanan yang terbaik dalam memenuhi harapan dan kebutuhan pelanggan. Dengan
kata lain, pelayanan prima merupakan suatu pelayanan yang memenuhi standar
kualitas. Pelayanan yang memenuhi standar kualitas adalah suatu pelayanan yang
sesuai dengan harapan dan kepuasan pelanggan/masyarakat.
Dalam pelayanan prima terdapat dua
elemen yang saling berkaitan, yaitu pelayanan dan kualitas. Kedua elemen
tersebut sangat penting untuk diperhatikan oleh tenaga pelayanan (penjual,
pedagang, pelayan, atau salesman). Konsep pelayanan prima dapat diterapkan pada
berbagai organisasi, instansi, pemerintah, ataupun perusahaan bisnis.
Perlu diketahui bahwa kemajuan yang
dicapai oleh suatu negara tercermin dari satandar pelayanan yang diberikan
pemerintah kepada rakyatnya. Negara-negara yang tergolong miskin pada umumnya
kualitas pelayanan yang diberikan di bawah standar minimal. Pada negara-negara
berkembang kualitas pelayanan telah memenuhi standar minimal. Sedangkan di
negara-negara maju kualitas pelayanan terhadap rakyatnya di atas standar
minimal.
Terdapat beberapa definisi tentang
kualitas pelayanan yang dikemukakan oleh para ahli Dan dari sejumlah definisi
tersebut terdapat beberapa kesamaan, yaitu:
a. Kualitas
merupakan usaha untuk memenuhi harapan pelanggan
b. Kualitas
merupakan kondisi mutu yang setiap saat mengalami perubahan
c. Kualitas
itu mencakup proses, produk, barang, jasa, manusia, dan lingkungan
d. Kualitas
merupakan suatu kondisi dinamis yang berhubungan dengan produk, jasa, manusia,
proses, dan lingkungan yang memenuhi atau melebihi harapan.
Menurut penelitian kepuasan pelanggan dapat
dianggap sbagai investasi usaha atau bisnis. Pelanggan bagi perusahaan adalah
aset, karena itu peningkatan kualitas pelayanan diupayakan terus-menerus untuk
memenuhi kebutuhan dan harapan pelanggan / kolega. Menurut William H. Davidow
“bila suatu produk atau jasa tertentu diciptakan tanpa memperhatikan
perencanaan pelayanan bagi pembeli, maka tugas usaha untuk menghasilkan produk
atau jasa tersebut akan sia-sia”.
Unsur-unsur kualitas pelayanan antara
lain :
a. Penampilan.
Personal dan fisik sebagaimana layanan
kantor depan (resepsionis) memerlukan persyaratan seperti : wajah harus
menawan, badan harus tegap / tidak cacat, tutur bahasa menarik, familiar dalam
perilaku, penampilan penuh percaya diri, busana harus menarik
b. Tepat
waktu & janji.
Secara utuh dan prima petugas pelayanan
dalam menyampaikan perlu diperhitungkan janji yang disampaikan kepada pelanggan
bukan sebaliknya selalu ingkar janji. Demikian juga waktu jika mengutarakan 2
hari selesai harus betul-betul dapat memenuhinya.
c. Kesediaan
melayani.
Sebagaimana fungsi dan wewenang harus
melayani kepada para pelanggan, konsekuensi logis petugas harus
benar-benar bersedia melayani kepada para pelanggan.
d. Pengetahuan
dan keahlian.
Sebagai syarat untuk melayani dengan
baik, petugas harus mempunyai pengetahuan dan keahlian. Disini petugas
pelayanan harus memiliki tingkat pendidikan tertentu dan pelatihan tertentu
yang disyaratkan dalam jabatan serta memiliki pengalaman yang luas dibidangnya.
e. Kesopanan
& ramah tamah.
Masyarakat pengguna jasa pelayanan itu
sendiri dan lapisan masyarakat baik tingkat status ekonomi dan sosial rendah
maupun tinggi terdapat perbedaan karakternya maka petugas pelayanan masyarakat
dituntut adanya keramahtamahan yang standar dalam melayani, sabar, tidak egois
dan santun dalam bertutur kepada pelanggan.
f. Kejujuran
dan kepercayaan.
Pelayanan ini oleh pengguna jasa dapat
dipergunakan berbagai aspek, maka dalam penyelenggaraannya harus transparan
dari aspek kejujuran, jujur dalam bentuk aturan, jujur dalam pembiayaan dan
jujur dalam penyelesaian waktunya. Dari aspek kejujuran ini petugas pelayanan
tersebut dapat dikategorikan sebaga pelayanan yang dipercaya dari segi
sikapnya, dapat dipercaya dari tutur katanya, dapat dipercaya dalam
menyelesaikan akhir pelayanan sehingga otomatis pelanggan merasa puas. Unsur
pelayanan prima dapat ditambah unsur yang lain.
g. Kepastian
hukum.
Secara sadar bahwa hasil pelayanan
terhadap masyarakat yang berupa surat keputusan, harus mempunyai legitimasi
atau mempunyai kepastian hukum. Bila setiap hasil yang tidak mempunyai
kepastian hukum jelas akan mempengaruhi sikap masyarakat, misalnya pengurusan
KTP, KK dllbila ditemukan cacat hukum akan mempengaruhi kredibilitas instansi
yang mengeluarkan surat legitimasi tersebut.
h. Keterbukaan.
Secara pasti bahwa setiap urusan /
kegiatan yang memperlakukan ijin, maka ketentuan keterbukaan perlu ditegakan.
Keterbukaan itu akan mempengaruhi unsur-unsur kesederhanaan, kejelasan
informasi kepada masyarakat.
i.
Efisien.
Dari setiap pelayanan dalam berbagai
urusan, tuntutan masyarakat adalah efisiensi dan efektifitas dari berbagai
aspek sumber daya sehingga menghasilkan biaya yang murah, waktu yang singkat
dan tepat serta hasil kualitas yang tinggi. Dengan demikian efisiensi dan
efektifitas merupakan tuntutan yang harus diwujudkan dan perlu diperhatikan
secara serius.
j.
Biaya.
Pemantapan pengurusan dalam pelayanan
diperlukan kewajaran dalam penentuan pembiayaan, pembiayaan harus disesuaikan
dengan daya beli masyarakat dan pengeluaran biaya harus transparan dan sesuai
dengan ketentuan peraturan perundangundangan.
k. Tidak
rasial.
Pengurusan pelayanan dilarang
membeda-bedakan kesukuan, agama, aliran dan politik dengan demikian segala
urusan harus memenuhi jangkauan yang luas dan merata.
l.
Kesederhanaan
Prosedur dan tata cara pelayanan kepada
masyarakat untuk diperhatikan kemudahan, tidak berbelit-belit dalam
pelaksanaan.
Penerapan
pelayanan prima yang dapat memberikan kepuasan kepada kolega dan perlanggan
pada dasarnya mempunyai manfaat sebagai berikut :
a. Dapat
menciptakan komunikasi yang positif dan harmonis antara perusahaan bisnis
dengan kolega dan pelanggan.
b. Dapat
mendorong bangkitnya rasa simpatik dan loyalitas dari para kolega dan
pelanggan.
c. Dapat
membentukopini publik yang positif, sehingga menguntungkan bagi kemajuan
perusahaan.
d. Dapat
menimbulkan profitabilitas perusahaan, sehingga mendorongdihasilkan produk baru
yang berkualitas.
e. Dapat
membina hubungan yang baik dan harmonis dengan para kolega dan pelanggan.
Empat karakteristik Pelayanan Prima
Ada empat karakteristik yang dapat disikapi oleh pemimpin bisnis dalam
hal pelayanan prima yang dapat memberikan nilai tambah pada perusahaan.
a.
Mudah dan cepat.
Pada prinsipnya pola serta sistem pelayaan itu harus didesain
sederhana, mudah dipahami baik oleh pelanggan maupun karyawan sendiri. Hal ini
dapat saja dilengkapi oleh kecanggihan teknologi namun mudah dalam terapan
tanpa menunda waktu.
b.
Keterbukaan.
Buatlah pelanggan merasa diperhatikan secara tulus/tanpa pamrih dan
terbuka, tidak seperti diakal-akali. Hati-hati, proof is a reality not a
promise. Artinya pegang teguh segala janji dan iming-iming secara
konsisten dan penuh komitmen. Akhir-akhir ini banyak ditemui, slogannya megah
serta mewah. Iklannya tampak menjanjikan. Namun pada akhirnya setelah
dibuktikan oleh rasa dan kasat mata semua itu bersifat palsu. Hanya tampak
cantik di permukaan atau kosmetik belaka.
c.
Perhatikan kepada kebutuhan
Perlu ketrampilan menyimak dan merasakan apa yang sebenarnya diinginkan
oleh pelanggan. Perlu ketrampilan, kesabaran, dan pemahaman sehingga bisa
memberikan respons jitu kepada pelanggan.
d.
Keakraban
Buat pelanggan merasa dihargai dan merasa dihormati. Tinggal pilih mana
pelanggan yang perlu banyak basa-basi atau yang maunya to the point,
tapi tidak meniggalkan hal-hal penghargaan.
Untuk
dijadikan pedoman dalam menerapkan kedua asas itu pada setiap
organisasi kantor, kepustakaan dan praktek administrasi perkantoran di luar
negri umumnya menetapkan pengertian tentang fungsi-fungsi pelayanan yg bersifat
pusat ( central service functions). Fungsi-fungsi ini kemudian
dilembagakan menjadi central service units (satuan-satuan pelayanan
pusat). Menurut Littlefield dan Peterson, segi-segi tatausaha yg seringkali
dibentuk menjadi satuan pelayanan pusat itu ialah aktivitas-aktivitas:
a. Mail
(pengiriman surat-surat)
b. Files
( pemeliharaan berkas-berkas)
c. Transcription
( tata hubungan)
d. Duplicating
(penggandaan warkat)
e. Tabulating(pendaftaran)
f. Reception
(penerimaan tamu)
g. Supplies
( pengadaan material tatausaha)
h. Building
service (pelayanan yg menyangkut pergedungan).
Jenis
pelayanan mutu pelanggan tersebut dapat diuraikan sebagai berikut.
a. Pelanggan
internal
Pelanggan internal (internal costumer),
adalah orang-orang atau pengguna produk yang berada di dalam perusahaan dab
memiliki pengaruh terhadap maju mundurnya perusahaan. Pelanggan internal
(internal costumer), adalah orang-orang atau pengguna produk yang berada di
dalam perusahaan dab memiliki pengaruh terhadap maju mundurnya perusahaan. Berdasarkan
keanggotaannya, pelanggan internal ada dua macam, yaitu pelanggan internal
organisasi dan pelanggan internal pemerintah. Pelanggan internal organisasi
Adalah setiap orang yang terkena dampak produk dan merupakan anggoata dari
organisasi yang menghasilkan produk tersebut. Pelanggan internal pemerintah
Adalah setiap orang yang terkena dampak produk dan bukan anggota organisasi
penghasil produk, tetapi masih dalam lingkungan atau instansi pemerintah.
b. Pelanggan
perantara
Pelanggan perantara (intermediate
costumer) adalah setiap orang yang berperan sebagai perantara produk, bukan
sebagai pemakai. Komponen distributor, seperti agen-agen Koran yang memasarkan
Koran, atau toko-toko buku merupakan contoh pelanggan perantara.
c. Pelanggan
eksternal
Pelanggan eksternal (external costumer),
adalah setiap orang atau kelompok orang pengguna suatu produk (barang/jasa)
yang dihasilkan oleh perusahaan bisnis. Pelanggan eksternal inilah yang
berperan sebagai pelanggan nyata atau pelanggan akhir.
0 komentar:
Posting Komentar
Silahkan tinggalkan komentar di atas caranya
1. Masukkan Komentar anda di kolom komentar
2. Pada Kotak "Beri Komentar sebagai" pilih akun yang ada pada pilihan.
3. klik publikasikan.
5. isi code capta
6. tekan enter atau publikasikan.
Anda di perbolehkan berkomentar dengan memperhatikan hal-hal berikut:
1. Komentar jangan mengandung SARA dan PORNO
2. Berkomentarlah dengan bahasa yang sopan.
3. Tidak Boleh SPAM
4. Jangan meninggalkan Link aktif pada komentar. Komentar dengan Link Aktif akan dihapus.
5. Berkomentarlah sesuai dengan topik artikel