Nama : Amriani Hamzah
Nim : 094304023
Jurusan : Administrasi Pendidikan
Universitas Negeri Makassar
Basis
pengambilan keputusan (decision making) yang dilakukan oleh manajer (decision
maker) biasanya didasarkan atas: a. Keyakinan, b. Intuisi, c. Fakta-fakta, d.
Pengalaman, e. Kekuasaan
ü
Keyakinan;
manajer (decision maker) dalam pengambilan keputusan (decision making)-nya
didasarkan atas keyakinan bahwa “keputusan” (decision) inilah yang terbaik
setelah diperhitungkan dan dianalisis faktor-faktor internal dan eksternal
serta dampak positif dan negative dari keputusan tersebut.
ü
Intuisi; manajer
dalam pengambilan keputusan didasarkan atas suara hati (intuisi)-nya, bersifat
ilham dan perasaan-perasaan (good feeling)-nya. Sasaran-sasaran, pengaruh,
preferensi, dan psikologis individu pengambil keputusan memegang peranan
penting. Disini ilmu subjektif sangat vital. Pengambilan keputusan secara
intuitif ini sacara tidak sadar dipengaruhi oleh pengetahuan masa lalu,
latihan-latihan, dan latar belakang. Biasanya ia seorang aktivis, dinamis, dan
senantiasa bertanya tentang situasi-situasi dan ia menemukan pemecahan atas
problem-problem sulit. Pengambilan keputusan berdasarkan intuisi biasanya
mengandalkan naluri, perasaan pribadi, kemampuan mental, tetapi setiap situasi
dihadapinya dengan sikap realistis dan memutuskannya menurut perasaan saja.
ü
Fakta-fakta;
pengambilan keputusan didasarkan atas hasil analisis data, informasi, dan
fakta-fakta, serta didukung oleh kemampuan imajinasi, pengalaman, perspektif
yang tepat, dan daya pikir untuk mengimplementasikan situasi dan kondisi masa
depan. Dalam hal ini manajer jangan menjadi robot analisis data informasi, dan
fakta yang komplet. Keputusan (decision) yang ditetapkan berdasarkan
fakta-fakta ini relative baik, logis, rasional, dan dapat dipertanggungjawabkan
serta bisa diterapkan pada setiap situasi dan kondisi.
ü
Pengalaman;
manajr dalam pengambilan keputusannya didasarkan kepada pengalamannya dan
pengalaman pihak-pihak lain. Pengalaman sangat berharga, memberikan
petunjuk-petunjuk dan memberikan jawaban atas pertanyaan “apa yang harus
dilakukan dalam situasi dan kondisi ini?”
ü Kekuasaan; decision maker dalam pengambilan keputusan
(decision maker) harus berpedoman atas kekuasaan (autority) yang dimilikinya,
supaya keputusan (decision) itu sah dan legal untuk diberlakukan. Hal ini
disebabkan autority merupakan dasar hukum untuk bertindak dfan berbuat sesuatu.
TIPE
KEPUTUSAN MANAJEMEN
Pengambilan
keputusan ( Decision making) : adalah tindakan manajemen dalam pemilihan
alternatif untuk mencapai sasaran. Keputusan dibagi dalam 3 tipe :
1.
Keputusan terprogram/keputusan terstruktur : keputusan yg berulang2 dan rutin,
sehingga dapt diprogram. Keputusan terstruktur terjadi dan dilakukan terutama
pd manjemen tkt bawah. Co:/ keputusan pemesanan barang, keputusan penagihan
piutang, dll.
2.
Keputusan setengah terprogram / setengah terstruktur : keputusan yg sebagian
dpt diprogram, sebagian berulang-ulang dan rutin dan sebagian tdk terstruktur.
Keputusan ini seringnya bersifat rumit dan membutuhkan perhitungan2 serta analisis
yg terperinci. Co:/ Keputusan membeli sistem komputer yg lebih canggih,
keputusan alokasi dana promosi.
3.
Keputusan tidak terprogram/ tidak terstruktur : keputusan yg tidak terjadi
berulang-ulang dan tidak selalu terjadi. Keputusan ini terjadi di manajemen
tingkat atas. Informasi untuk pengambilan keputusan tdk terstruktur tdk mudah
untuk didapatkan dan tdk mudah tersedia dan biasanya berasal dari lingkungan
luar. Pengalaman manajer merupakan hal yg sangat penting didalam pengambilan
keputusan tdk terstruktur. Keputusan untuk bergabung dengan perusahaan lain
adalah contoh keputusan tdk terstruktur yg jarang terjadi.
TAHAPAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN
Simon (1960) memperkenalkan empat aktivitas dalam proses
pengambilan keputusan:
a.
Intelligence :
Pengumpulan informasi untuk mengidentifikasikan permasalahan.
b.
Design : Tahap
perancangan solusi dalam bentuk alternatif2 pemecahan masalah.
c.
Choice : Tahap
memilih dari solusi dari alternatif2 yg disediakan.
d.
Implementation
: Tahap melaksanakan keputusan dan melaporkan hasilnya.
Langah-langkah dalam Mengambil Keputusan
Baik keputusan itu terprogram ataupun tidak terprogram
dan baik model yang dipilih manajer itu klasik, administrative ataupun politik,
ada 6 (enam) langkah yang biasanya dianggap sebagai proses pengambilan
keputusan yang efektif. Langkah-langkah tersebut yaitu :
1. Pengenalan syarat-syarat sebuah keputusan
Dalam memngambil sebuah keputusan seorang manajer harus
megerti dahulu apa saja syarat-syarat yang perlu diperhatikan. Syarat-syarat
tersebut yaitu dalam bentuk masalah maupun peluang. Sebuah masalah
muncul ketika pencapaian organisasi kurang dari tujuan yang telah ditentukan.
Sebuah peluang muncul ketika manajer melihat pencapaian yang potensial
yang melebihi tujuan organisasi saat itu. Manajer melihat kemungkinan untuk
meningkatkan kinerja diatas kinerja kerja yang selama ini telah dilakukan.
2. Diagnosis dan Analisis Sebab-Akibat
Diagnosis adaah langkah dalam pengambilan keputusan
dimana manajer menganalisis fator-faktor sebab akibat penting yang berhubungan
dengan situasi yang penting. Manajer sebaiknya menanyakan serangkaian
pertanyaan untuk menspesifikasikan sebab-sebab penting, pertanyaan tersebut
antara lain :
· Keadaan tidak seimbang seperti apakah yang mempengaruhi
kita ?
· Kapankah keadaan ini muncul ?
· Dimanakah keadaan ini muncul ?
· Bagaimanakah keadaan ini muncul ?
· Pada siapakah keadaan ini muncul ?
· Apakah kegentingan-kegentingan dari masalah ini ?
· Apakah hubungan-hubungan dari peristiwa ini ?
· Apakah yang menjadi hasil dari aktifitas ini ?
3. Pengembangan Alternatif
Untuk keputsan yang terprogram, alternatif-alternatif
bisa dengan mudah dikenali dan bahkan biasanya sudah tersedia dalam peraturan
dan prosedur organisasi. Namun keputusan yang tidak terprogram mengharuskan
adanya pengembangan tindakan baru yang akan dapat menjawab kebutuhan
perusahaan. Bagi keputusan-keputusan yang dibuat dibawah kondisi dengan ketidak
pastian yang tinggi, manajer hanya dapat mengembangkan satu atau dua solusi
yang akan bisa menjadi pemuasan dalam mengatasi masalah. Namun penelitian
menunjukkan bahwa membatasi alternatif merupakan sebab utama gagalnya
pengambilan keputusan di organisasi.
4. Pemilihan Alternatif yang Dikehendaki
Alternatif yang terbaik adalah yang solusinya paling
sesuai dengan tujuan dan nilai-nilai keseluruhan organisasi, serta mencapai
hasil yang dikehendaki dengan menggunakan sumber daya paling sedikit. Manajer
mencoba menyeleksi pilihan dengan risiko dan ketidakpastian paling sedikit.
Manajer kemudian mencoba untuk mengukur prospek-prospek menuju sukses. Manajer
dapat mengandalkan intuisi dan penglaman untuk memperkirakan jika suatu arah
tindakan sekiranya akan berhasil.
5. Penerapan Alternatif Terpilih
Tahap penerapan ini adalah tahap dimana kemampuan
manajerial, administrative, dan tahap persuasive yang dimiliki seorang manajer
akan digunakn untuk menjamin bahwa alternative terpilih akan dijalankan.
Kesuksesan alternative terpilih ini akan bergantung pada bisa tidaknya
alternative ini diterjemahkan menjadi suatu tindakan
6. Evauasi dan Umpan Balik
Pada tahap evaluasi yang merupakan bagain proses
pengambilan keputusan. Para pengambil keputusan akan mendapatkan informasi
tentang seberapa baiknya mereka menerapkan keputusan yang telah mereka ambil
dan apakah penerapan ini efektif dalam mencapai tujuan mereka. Umpan balik
adalah hal yang penting karena pengambilan keputusan adalah proses yang
berkelanjutan dan tidak pernah berakhir. Umpan balik memberikan informasi pada
pengambil keputusan yang nantinya bisa membentuk siklus pengambilan keputusan
yang baru.
Gaya Pengambilan Keputusan
Gaya pribadi pengambilan keputusan mengacu pada perbedaan
di antara orang-orang yang berhubungan dengan cara mereka mengevaluasi masalah,
mengembangkan alternatif-alternatif, dan membuat pilihan. Sebuah penelitian
telah menemukan 4 (empat) gaya pengambilan keputusan. Gaya tersebut yaitu :
1. Gaya Direktif
Digunakan oleh
orang-orang yang lebih memilih solusi masalah yang sederhana dan jelas. Seseorang yang memilih gaya ini
biasanya bersifat efisien dan rasional dan memilih untuk mengandalkan peraturan
atau prosedur yang ada dalam mengambil keputusan.
2. Gaya Analisis
Senang
mempertimbangkan solusi yang kompleks berdasarkan data sebanyak mungkin yang dapat mereka kumpulkan.
3. Gaya Konseptual
Orang-orang yang cenderung kearah gaya konseptual juga
senag memperhatikan sejumlah besar informasi. Mereka juga lebih berorientasi
social daripada mereka yang menyukai gaya analisis.
4. Gaya Perilaku
Gaya yang digunakan oleh manajer yang memiliki perhatian mendalam terhadap orang sebagai individu.
Mengapa Manajer Mengambil Keputusan yang Salah ?
Beberapa factor yang menyebabkan seorang manajer membuat
keputusan yang salah diantaranya yaitu :
1. Terpengaruh oleh kesan pertama
Ketika sedang memikirkan atau mempertimbangkan sebuah
keputusan, pikiran sering kali memberikan bobot yang tidak sesuai dengan
informasi pertama yang diterimanya.
2. Membenarkan keputusan-keputusan yang lalu
Banyak manajer yang jatuh ke dalam jebakan dengan membuat
pilihan yang membenarkan keputusan-keputusan yang lalu, bahkan jika keputusan
tersebut tidak lagi sah.
3. Melihat apa yang akan dilihat
Sangatlah penting bagi manajer untuk jujur pada dirinya
sendiri tentang motif yang dimilikinya serta penting juga bagi manajer untuk
menguji semua bukti yang ada dengan cara menilai yang setara.
4. Mempertahankan status quo
Manajer mungkin mendasarkan keputusannya pada apa yang
telah berhasil dimasa lalu dan gagal mengeksplorisasi pilihan-pilihan baru,
menggali informasi tambahan atau menyelidiki teknologi baru.
5. Terpengaruh oleh kerangka masalah
Respons keputusan manajer dapat dipengaruhi oleh sekadar
bagaimana masalah itu disampaikan oleh kata-kata.
6. Terlalu percaya diri
Sebagian besar orang memandang terlalu tinggi terhadap
kemampuannya dalam memperkirakan hasil yang tidak pasti.
Pengambilan Keputusan Kelompok yang Inovatif
Manajer memang membuat beberapa keputusan sendirian,
tetapi para pengambil keputusan sering kali berkelompok. Beberapa hal yang
harus diperhatikan dalam pengambilan keputusan keputusan kelompok yang inovatif
yaitu :
a. Mulailah dengan curahan gagasan
Kunci untuk melakukan curahan gagasan yang efektif adalah
bahwa setiap orang dapat mengembangkan ide milik rang lain, semua ide dapat
diterima meskipun ide tersebut kedengaran gila. Tujuan dari curahan gagasan
adalah untuk mengumpulkan ide sebanyak mungkin.
b. Terlibat dalam perdebatan yang sengit
Kunci yang penting dalam membuat keputusan yang lebih
baik adalah dengan melakukan perdebatan yang sengit mengenai masalah yang ada.
Perdebatan yang sengit dapat dipicu dengan beberapa cara. Salah satu caranya
yaitu dengan meyakinkan diri bahwa suatu kelompok itu memiliki perbedaan usia
dan jenis kelamin, bidang keahlian, tingkat hirearki dan pengalaman kerja.
c. Hindari Groupthink
Groupthink adalah kecenderungan anggota kelompok untuk
tidak mengutarakan opini-opini yang bertentangan. Ketika para anggota kelompok
yang jatuh dalam gropthink, hasrat untuk selalu harmonis mengalahkan
pertimbangan untuk mendapatkan keputusan yang berkualitas. Anggota kelompok
lebih mementingkan menjaga persatuan daripada meragukan permasalahan dan
alternative secara realistis.
d. Tahu kapan harus gagal
Dalam lingkungan yang bergerak cepat, manajer yang baik
akan berani mengambil risiko dan belajar dari kesalahan, tetapi manajer yang
baik juga tidak ragu untuk menghentikan hal yang tidak akan berhasil.
Menentukan Masalah.
Proses pembuatan keputusan diawali dengan identifikasi masalah oleh manajer.
Masalah tersebut harus yang sesungguhnya, bukan rekaan. Jika masalah tidak
ditentukan secara akurat, setiap langkah pengambilan keputusan akan salah
pijakannya dan keputusan pun tidak akan menyelesaikan masalah yang
sesungguhnya. Salah satu cara mengenali masalah yang sesungguhnya adalah dengan
memisahkan masalah dari kembangan-kembangannya (simptom).
Ellen A. Benowitz mengklasikan antara masalah dan simptom-nya sebagai berikut :
Menentukan Batasan Masalah. Setiap manajer ingin membuat keputusan terbaik. Untuk itu, mereka harus punya sumber daya yang ideal seperti informasi, waktu, personil, perlengkapan, dan supply serta kemampuan menentukan batasan masalah. Secara realitis, manajer beroperasi di suatu lingkungan yang normalnya tidak menyediakan sumber daya ideal. Misalnya, mereka kekurangan anggaran atau tidak punya informasi dan budget yang cukup. Sebab itu, mereka harus menentukan batasan masalah disela-sela kekurangan tersebut.
Ellen A. Benowitz mengklasikan antara masalah dan simptom-nya sebagai berikut :
Menentukan Batasan Masalah. Setiap manajer ingin membuat keputusan terbaik. Untuk itu, mereka harus punya sumber daya yang ideal seperti informasi, waktu, personil, perlengkapan, dan supply serta kemampuan menentukan batasan masalah. Secara realitis, manajer beroperasi di suatu lingkungan yang normalnya tidak menyediakan sumber daya ideal. Misalnya, mereka kekurangan anggaran atau tidak punya informasi dan budget yang cukup. Sebab itu, mereka harus menentukan batasan masalah disela-sela kekurangan tersebut.
Mengembangkan Alternatif Jawaban.
Tekanan waktu kerap menyebabkan manajer hanya membuat keputusan berdasar satu
pertimbangan jawaban. Namun, penyelesaikan masalah yang baik harus melalui
pengujian, dan pemberian keputusan secara cepat bukanlah solusi permanen. Sebab
itu, manajer harus berpikir melalui dan menyelidiki beberapa solusi alternatif
bagi satu masalah sebelum cepat membuat keputusan.
Salah satu metode terkenal dalam
membangun alternatif adalah “brainstorming.” Pada metode ini, sekelompok
manajer kerja secara bersama guna menghasilkan gagasan dan solusi alternatif.
Asumsi di balik brainstorming adalah, dinamika kelompok merangsang pemikiran.
Pemikiran manajer A bertemu dengan manajer B, dan seterusnya. Gagasan tersebut
menular pada satu sama lain dan solusi pun mengalir. Biasanya metode
brainstorming memakan waktu 30 menit hingga 1 jam. Dalam brainstorming, terdapat
aturan sebagai berikut :
ü Konsentrasi
pada Masalah. Aturan ini membatasi diskusi dan menghindari kecenderungan
meluaskan persoalan atau membahas masalah lain.
ü Sikapi
seluruh Gagasan. Idealnya, makin banyak ide yang muncul makin baik. Dengan kata
lain, tidak ada ide yang buruk. Upaya membebaskan kelompok tersebut untuk
menawarkan jawaban adalah penting. Partisipan harus melontarkan gagasan,
betapapun konyolnya itu.
ü Penekanan
pada Gagasan yang Cocok. Seluruh penilaian jangan dulu dilakukan sebelum
seluruh pemikiran dilontarkan, dan kelompok manajer tersebut harus menentukan
gagasan terbaik.
Selain metode brainstorming, metode pencarian alternatif jawaban dapat berupa Nominal Group ataupun Delphi. Nominal Group melibatkan penggunaan pertemuan yang terstruktur, lengkap dengan agenda, dan membatasi diskusi atau komunikasi pribadi selama proses pembuatan keputusan. Teknik Delphi adalah teknik dimana partisipan tidak bertemu muka, tetapi pemimpin kelompok menggunakan kuesioner untuk membuat keputusan.
Menganalisa setiap alternatif.
Tujuan langkah ini adalah menguji daya jawab masing-masing alternatif jawaban.
Manajer harus mengidentifikasi keuntungan dan kerugian dari tiap alternatif
sebelum membuat keputusan akhir. Evaluasi atas alternatif dapat dilakukan dengan
sejumlah cara, misalnya :
ü Menentukan
pro dan kontra setiap alternatif
ü Melakukan
analisis untung-rugi atas tiap alternatif
ü Mempertimbangkan
feasibility (dapatkan dilakukan?), efektivitas (bisakah menyelesaikan
masalah?), dan konsekuensi (apa dampaknya secara finansial dan non finansial
bagi organisasi).
Memilih Alternatif.
Setelah manajer memilih seluruh alternatif, ia wajib memutuskan satu yang
terbaik. Alternatif terbaik adalah yang menghasilkan banyak keuntungan dan
sedikit ruginya. Kadang, proses pemilihan dapat berlangsung cepat seperti yang
banyak pro-nya ketimbang kontra-nya. Kadang pula, solusi optimal merupakan
kombinasi antar alternatif.
Melaksanakan Keputusan.
Manajer dibayar untuk membuat keputusan. Namun, sesungguhnya juga mereka
dibayar untuk memperoleh hasil dari keputusan tersebut. Hasil positif harus
mengikuti suatu keputusan. Setiap orang yang terlibat dalam pembuatan keputusan
harus tahu peran mereka masing-masing atas keputusan tersebut. Guna memastikan
pekerja paham perannya, manajer harus menggunakan program, prosedur, aturan,
atau kebijakan guna membantu mereka dalam proses pembuatan keputusan.
Memastikan sistem kontrol dan evaluasi atas keputusan. Tindak penerapan keputusan harus dimonitor. Sistem evaluasi harus menghasilkan umpan balik seputar berapa baik keputusan diterapkan. Apa saja hasilnya, dan penyesuaian apa yang dibutuhkan untuk beroleh hasil yang dimaksud tatkala keputusan dibuat.
Memastikan sistem kontrol dan evaluasi atas keputusan. Tindak penerapan keputusan harus dimonitor. Sistem evaluasi harus menghasilkan umpan balik seputar berapa baik keputusan diterapkan. Apa saja hasilnya, dan penyesuaian apa yang dibutuhkan untuk beroleh hasil yang dimaksud tatkala keputusan dibuat.
Dalam rangka mengevaluasi
keputusannya, manajer perlu mengumpulkan onformasi guna menentukan
efektivitasnya. Apakah masalah sesungguhnya terselesaikan? Jika tidak, apakah
keputusan itu mendekati penyelesaian masalah yang sesungguhnya atau sekadar
baru menghampiri masalah?
Jika keputusan yang dibuat seorang manajer tidak menyelesaikan masalah, ia perlu menggambarkan apa yang salah. Manajer bisa melakukannya secara berikut :
Jika keputusan yang dibuat seorang manajer tidak menyelesaikan masalah, ia perlu menggambarkan apa yang salah. Manajer bisa melakukannya secara berikut :
ü Salahkah
alternatif jawabannya? Jika “ya” mungkin alternatif lain lebih cocok.
ü Apakah
alternatif jawaban yang benar tidak dilaksanakan secara sempurna? Jika “ya”
manajer harus fokus pada langkah penerapan ketimbang membuat keputusan baru.
ü Apa
masalah intinya tidak dikenali secara tepat? Jika “ya” proses pembuatan
keputusan kembali harus dilakukan dari awal.
ü Apa
waktunya mencukupi untuk menerapkan keputusan yang dibuat? Jika “tidak” manajer
harus memberi tambahan waktu dan mengevaluasi ulang di masa datang.
0 komentar:
Posting Komentar
Silahkan tinggalkan komentar di atas caranya
1. Masukkan Komentar anda di kolom komentar
2. Pada Kotak "Beri Komentar sebagai" pilih akun yang ada pada pilihan.
3. klik publikasikan.
5. isi code capta
6. tekan enter atau publikasikan.
Anda di perbolehkan berkomentar dengan memperhatikan hal-hal berikut:
1. Komentar jangan mengandung SARA dan PORNO
2. Berkomentarlah dengan bahasa yang sopan.
3. Tidak Boleh SPAM
4. Jangan meninggalkan Link aktif pada komentar. Komentar dengan Link Aktif akan dihapus.
5. Berkomentarlah sesuai dengan topik artikel