Manusia merupakan makhluk sosial, artinya manusia tidak
dapat hidup sendiri dan sangat membutuhkan orang lain dalam setiap kegiatannya.
Oleh karena itu dalam kehidupannya manusia selalu tergabung dalam suatu organisasi
untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Organisasi merupakan sebuah wadah yang
sekurang-kurangnya terdiri dari dua orang atau lebih sebagai kesatuan sosial
yang saling berinteraksi untuk mencapai suatu tujuan.
Pada dasarnya
manusia ialah komponen atau pendukung utama dalam berjalannya suatu organisasi.
Namun, keadaan suatu organisasi sangat dipengaruhi oleh perilaku masaing-masing
individu yang berada didalamnya. Manusia memiliki perilaku yang berbeda-beda
yang akan mempengaruhi perilaku organisasi itu sendiri. Maka diperlukan sebuah
keterampilan untuk memperhatikan dan memahami individu-individu yang ada di
dalam organisasi atau kelompok tersebut. Berkembanglah ilmu perilaku organisasi
yang menjelaskan tentang interaksi antar manusia dalam organisasi.
Pengantar Perilaku Organisasi:
Perilaku
organisasi hakikatnya mendasarkan pada ilmu perilaku itu sendiri yang
dikembangkan dengan pusat perhatiannya pada tingkah laku manusia. Kerangka
dasar bidang pengetahuan ini didukung paling sedikit dua komponen, yaitu individu
yang berperilaku (secara pribadi/individu dan atau kelompok) dan organisasi.
Ilmu perilaku organisasi ini
dikembangkan dengan pusat perhatiannya pada perilaku individu-individu yang
bekerja dalam suatu organisasi tertentu. Penempatan kembali manusia sebagai
salah satu unsur yang amat penting dalam organisasi adalah orientasi dasar dari
ilmu perilaku organisasi. Hal ini berarti birokrat hendaknya sadar tentang
pentingnya dimensi manusia selain dimensi teknis dan dimensi konsep.
Perilaku
organisasi merupakan terjemahan dari organizational Behavior. Perilaku
organisasi merupakan studi menyangkut aspek-aspek tingkah laku manusia dalam
suatu organisasi atau suatu kelompok tertentu. Dia meliputi aspek yang
ditimbulkan dari pengaruh organisasi terhadap manusia atau sebaliknya. Tujuan
praktis dari penelahaan studi ini adalah untuk mendeterminasi bagaimanakah
perilaku manusia itu mempengaruhi usaha pencapaian tujuan organisasi.
Larry L. Cumming
dalam “Toward Organizational Behavior”. Academic of Management Review
January 1978, hlm 92 menyatakan :”
Perbedaan antara Perilaku
Organisasi dengan Psikologi Organisasi, antara lain: Psikologi Organisasi
membatasi kontruksi penjelasannya pada multidisiplin. Persamaannya kedua bidang
tersebut menjelaskan perilaku orang-orang dalam organisasi.
Perbedaan antara Perilaku
Organisasi dengan Teori Organisasi: perbedaannya didasarkan pada dua perbedaan
antara unit analisanya dan pusat variabel tak bebas. Perilaku organisasi
dirumuskan sebagai studi dari tingkah laku individu dan kelompok di dalam suatu
organisasi dan penerapan ilmu pengetahuan tertentu (pandangan mikro: Hary
Sulaksono). Teori organisasi adalah suatu studi tentang susunan, proses dan
hasil organisasi itu sendiri. (pandangan mikro : Hary Sulaksono)
Perbedaan antara Perilaku
Organisasi dengan Personel dan Human Resources (P&HR) adalah, bahwa
perilaku organisasi lebih menekankan pada orientasi konsep, sedangkan P&HR
menekankan pada teknik dan teknologi. Variabel tak bebas, seperti misalnya tingkah
laku dan reaksi yang efektif dalam organisasi seringkali muncul pada keduanya.
P&HR nampaknya berada pada permukaan antara organisasi dan individu dengan
menekankan pada pengembangan dan pelaksanaan sistem pengangkatan, pengembangan,
dan motivasi individu dalam organisasi.
Perlu disadari bahwa faktor
pendukung utama dari suatu organisasi adalah manusia. Ilmu perilaku organisasi
mengurangi sikap birokrat yang tidak respektif pada manusia dengan cara menarik
sebagian pandangannya terpusat pada perilaku manusia itu sendiri.
Perkembangan ilmu perilaku
manusia dalam organisasi menurut sejarahnya telah dimulai sejak awal
perkembangan gerakan manajemen ilmiah bahkan jauh sebelumnya dapat dikenali
sebagai langkah awal dari pengambangan ilmu ini.
Konsep birokrasi
Weber, penemuan administrasi Fayol, dan gerakan manajemen ilmiah Taylor
memberikan sumbangan yang tidak ternilai dari sejarah awal perkembangan bidang
pengkajian perilaku manusia dalam organisasi. Demikian pula penemuan dari
Hawthorne dan hasil penelitian tim Mayo benar-benar mengarahkan perkembangan
ilmu baru perilaku ini.
Studi Organisasi
Pengertian organisasi adalah kesatuan (entity) sosial yang dikoordinasikan secara sadar, dengan sebuah batasan yang relatif dapat diidentifikasikan, yang bekerja atas dasar yang relatif terus menerus untuk mencapai tujuan bersama atau sekelompok tujuan. Robbins, 2001; 4)
Pengertian
yang dapat dipetik dari definisi tersebut diatas adalah kesatuan sosial berarti
bahwa unit itu terdiri dari orang atau sekelompok orang yang berinteraksi satu
sama lain. Dikoordinasikan dengan sadar mengandung pengertian manajemen.
Batasan sosial yang relatif dapat diidentifikasikan maksudnya adalah batasan
tersebut dapat berubah seiring eksplisit maupun implisit antara anggota dan
organisasinya. Orang-orang dalam organisasi mempunyai keterikatan yang terus
menerus, biasanya berbentuk hak, kewajiban, tugas dan tanggungjawab.
Selanjutnya
organisasi itu ada untuk mencapai tujuan. “Sesuatu” itu adalah tujuan.
Perilaku Organisasi Mengikuti Prinsip-prinsip Perilaku Manusia
Keefektifan
setiap organisasi sangat dipengaruhi oleh perilaku manusianya. Orang adalah
sumber daya yang umum bagi semua organisasi. Tidak ada organisasi “tanpa
orang”.
Satu
prinsip yang penting dalam psikologi ialah bahwa setiap orang berbeda-beda.
Setiap orang mempunyai keunikan persepsi, kepribadian dan pengalaman hidup,
perbedaan sikap, kenyakinan, dan tingkat cita-cita. Agar efektif, para manajer
organisasi harus memandang sikap pegawai atau anggotanya sebagai perwujudan yang
unik dari seluruh faktor keperilakuan itu.
Organisasi sebagai Sistem Sosial
Hubungan antara individu dan
kelompok dalam organisasi menciptakan harapan-harapan bagi perilaku individu.
Harapan-harapan ini menghasilkan peranan-peranan tertentu yang harus dimainkan.
Sebagian orang harus memainkan peranan sebagai pemimpin, sementara yang lainnya
memainkan peranan sebagai pengikut. Manajer tingkat menengah harus memainkan
kedua peranan itu, karena ia mempunyai seorang atasan dan bawahan. Organisasi
mempunyai sistem wewenang, status, dan kekuasaan; dan orang-orang di dalam
organisasi itu mempunyai kebutuhan yang beraneka dari setiap sistem. Kelompok
di dalam organisasipun mempunyai dampak yang sangat uat terhadap perilaku
individu dan terhadap prestasi organisasi.
Banyak Faktor Membentuk Perilaku Organisasi
Perilaku kita dalam setiap situasi
melibatkan interaksi karakteristik pribadi kita dan karakteristik situasi. Jadi
untuk mengidentifikasi semua faktor itu memakan waktu dan sulit, malahan sering
tidak mungkin.
Untuk membantu kita mengidentifikasi
faktor-faktor manajerial yang penting, kita menggunakan pendekatan kontingensi
atau pendekatan menurut situasi. Dasar pemikiran dari pendekatan kontingensi
ialah bahwa tidak ada satu cara terbaik dalam memimpin. Suatu metode yang
sangat efektif dari satu situasi tidak akan sesuai pada situasi yang lain.
Pendekatan kontingensi telah berkembang secara populer dalam dua dasa warsa
lebih, karena hasil riset telah membuktikan bahwa suatu karakteristik tertentu
dari suatu pekerjaan dan karakteristik tertentu dari orang yang melakukan
pekerjaan itu, menghasilkan beberapa praktek manajemen tertentu yang terbukti
lebih baik dari praktek-praktek manajemen lainnya. Jadi jika dihadapkan kepada
suatu masalah, seorang manajer yang menggunakan pendekatan kontingensi tidak
berasumsi bahwa suatu pendekatan tertentu akan berhasil. Melainkan ia akan
mendiagnosis berbagai karakteristik individu dan kelompok yang terlibat,
struktur organisasi itu dan corak kepemimpinannya sendiri sebelum memutuskan
suatu penyelesaian.
Bagaimana Struktur dan Proses Mempengaruhi Perilaku Organisasi
Struktur
organisasi ialah pola formal tentang bagaimana orang dan pekerjaan
dikelompokkan. Struktur sering digambarkan dengan suatu bagan organisasi.
Proses berkenaan dengan aktivitas yang memberi kehidupan pada skema organisasi
itu. Komunikasi, pengambilan keputusan, evaluasi prestasi kerja sosialisasi,
dan pengembangan karier adalah proses dalam setiap organisasi. Kadang-kadang
pemahaman masalah proses seperti gangguan komunikasi, pengambilan keputusan,
atau sistem evaluasi prestasi kerja yang disusun secara kurang baik, dapat
menghasilkan pengertian yang lebih tepat atas perilaku organisasi daripada
hanya mengkaji tatanan struktural.
Para manajer yang efaktif tahu apa
yang dicarinya dalam suatu situasi kerja dan tahu bagaimana memahami apa yang
ditemukan. Oleh karena itu, para manajer harus mengembangkan kemampuan
bertindak dan mendiagnosis. Mereka harus dilatih untuk mengidentifikasi kondisi
masalah yang menghendaki perhatian lebih lanjut. Indikator masalah manajer
antara lain mencakup menurunnya laba, menurunnya kuantitas/kualitas pekerjaan,
meningkatnya kemangkiran dan keterlambatan, dan sikap pegawai yang negatif.
Masing-masing masalah tersebut merupakan asyu perilaku organisasi.
Struktur Organisasi
Berdasarkan definisi tentang
organisasi tersebut diatas mengajui adanya kebutuhan untuk mengkoordinasikan
pola interaksi para anggotanya secara formal. Melalui struktur organisasi.
Struktur organisasi menetapkan bagaimana
tugas akan dibagi, siapa melapor kepada siapa, dan mekanisme koordinasi yang
formal serta pola interaksi yang akan diikuti. Struktur organisasi biasanya
berbentuk bagan yang menunjukkan hierarki jabatan dari kekuasaan maupun
kewenangan, bidang yang menunjukkan hierarki jabatan dari kekuasaan maupun
kewenangan, bidang yang menjadi tugas dan tanggung jawabnya serta akses sumber
dayanya.
Struktur organisasi memiliki tiga
komponen: Kompleksitas, formalisasi, dan sentralisasi. Kompleksitas,
mempertimbangkan tingkat diferensiasi yang ada dalam organisasi. Termasuk
didalamnya tingkat spesialisasi atau tingkat pembagian kerja, jumlah tingkatan
dalam hierarki organisasi, serta tingkat sejauh mana unit-unit organisasi
tersebar secara geografis. Formalisasi adalah tingkat sejauh mana sebuah
organisasi menyandarkan dirinya kepada peraturan dan prosedur untuk mengatur
perilaku karyawannya. Sentralisasi mempertimbangkan dimana letak dari pusat
pengambilan keputusan. Pada kasus lainnya, pengambilan keputusan bisa didesentralisasikan.
Dengan demikian organisasi cenderung untuk disentralisasikan maupun cenderung
didesentralisasikan, namun menetapkan letak organisasi dalam rangkaian
keputusan tersebut, merupakan salah satu faktor utama dalam menentukan apa
jenis struktur yang ada. Struktur organisasi dapat berbentuk lini (garis), lini
dan staf maupun matriks.
Untuk dapat bekerja secara efektif
dalam organisasi, para manajer harus memiliki pemahaman yang jelas tentang
struktur organisasi. Dengan memandang suatu bagan organisasi, seseorang hanya
melihat suatu susunan posisi, tugas-tugas pekerjaan dan garis wewenang dari
bagian-bagian dalam organisasi. Akan tetapi, struktur organisasi lebih rumit
daripada yang digambarkan dalam bagan itu, sebagaimana dilukiskan dalam laporan
berikut :
Dr.
Maulana baru-baru ini ditunjuk menjadi dekan Fakultas Ekonomi pada sebuah
Universitas yang besar. Sebelum datang ke kampus, Maulana memerlukan waktu
beberapa minggu mempelajari tentang dana, program, dosen, mahasiswa, dan
struktur organisasi fakultas ekonomi itu. Ia mencoba menyusun suatu daftar
prioritas untuk hal-hal yang ia pikir akan memerlukan perhatian segera selama
tahun pertamanya menjabat sebagai dekan. Rektor universitas itu telah meminta
agar ia mempunyai suatu daftar prioritas yang siap diajukan bila ia tiba di
kampus.
Selama pertemuan resminya yang pertama dengan rektor,
Maulana yang seluruhnya ia harapkan akan diajukan padanya: “Apakah yang akan
menjadi prioritas anda nomor satu?” Maulana menjawab : “Sekalipun uang selalu
menjadi masalah, saya yakin kebutuhan yang paling mendesak adalah
mereorganisasi Fakultas Ekonomi ini. Pada saat ini, mahasiswa hanya dapat
memilih satu dari dua jurusan yang ada, akuntansi dan Manjemen. Jurusan
akuntansi hanya memiliki 20 staf pengajar. Jurusan Manajemen memiliki 43 tenaga
pengajar, yang terdiri dari 15 orang di bidang marketing, 16 dibidang manajemen
dan 12 di bidang keuangan. Saya membayangkan jauh kedepan, suatu fakultas
dengan 4 jurusan – akuntansi, manajemen, marketing, dan keuangan – masing-masing
dengan seorang ketua jurusan. Pertama-tama, saya yakin struktur seperti itu
akan memungkinkan kita memenuhi lebih baik kebutuhan mahasiswa kita. Khususnya
struktur ini akan memudahkan pengembangan masing-masing program dari keempat
bidang fungsional itu, jika mereka akan dipersiapkan secara matang untuk
pasaran kerja. Akhirnya, saya yakin struktur organisasi itu akan memungkinkan
kita lebih mudah merekrut staf pengajar, karena mereka akan mengikuti suatu
kelompok dengan minat yang sama”.
Sebagaimana
ditunjukkan dalam cerita diatas, struktur organisasi merupakan pola formal
kegiatan dan hubungan diantara berbagai subunit dalam organisasi. Dalam hal ini
model kita mencakup dua aspek penting dari struktur
organisasi: desain pekerjaan dan desain organisasi.
Desain
Pekerjaan (Job Design). Desain pekerjaan mengacu pada proses yang digunakan
para manajer merinci isi, metode, dan hubungan setiap pekerjaan untuk memenuhi
tuntutan organisasi dan individu. Dr. Maulana harus mendefinisikan isi
dan tugas dari posisi ketua jurusan yang baru dibentuknya dan hubungan posisi
itu dengan kantor dekan dan masing-masing staf pengajar di masing-masing
jurusan.
Desain
Organisasi (Organization Design). Desain organisasi menunjukkan keseluruhan
struktur organisasi. Dr. Maulana merencanakan untuk merombak struktur
dasar dari fakultas niaga itu. Hasil dari usahanya akan menjadi sebuah struktur
baru dari tugas-tugas dan hubungan wewenang yang ia yakin akan menampung
perilaku individu dan kelompok menuju tingkat prestasi yang lebih tinggi dari
fakultas niaga itu.
Proses Organisasi
Proses perilaku tertentu memberi
jiwa bagi struktur organisasi. Jika proses ini tidak berfungsi dengan baik,
masalah yang tidak diharapkan akan timbul, sebagai digambarkan dalam cerita
berikut :
Ketika ia mulai memilih jurusan di
bidang pemasaran sebagai mahasiswa baru di perguruan tinggi, R tahu bahwa suatu
hari ia akan bekerja di bidang itu. Ketika ia menyelesaikan MBA nya, ia lebih
merasa yakin dibanding sebelumnya bahwa pemasaran akan menjadi jalan kehidupan
kariernya. Karena prestasi akademisnya sangat baik, ia menerima beberapa
tawaran pekerjaan luar biasa. Ia memutuskan menerima tawaran pekerjaan dari
salah satu perusahaan konsultan nasional terbesar. Ia yakin bahwa pekerjaan itu
akan memungkinkannya memberi pengalaman di beberapa bidang pemasaran dan
melibatkannya dalam berbagai pekerjaan yang menarik. Pada hari terakhirnya di
kampus, ia mengatakan kepada profesor kesayangannya, “Hari ini adalah hari yang
paling bahagia dalam hidupku, karena memperoleh suatu kesempatan karier yang
sangat besar”.
Baru-baru
ini, ketika profesor itu mengunjungi kantor penempatan tenaga dari perguruan
tinggi itu, ia terkejut mendengar bahwa Widyawati telah
menghubungi Direktur penempatan untuk memperoleh pekerjaan lain. Mengingat ia
bekerja kurang dari setahun di perusahaan konsultan itu, profesor itu agak
heran. Ia memutuskan untuk memanggil Widyawati dan mendapat penjelasan mengapa
ia ingin ganti pekerjaan. Inilah apa yang ia ceritakan padanya : “Saya kira anda
dapat mengatakan kalau pengalaman saya yang pertama dengan dunia nyata ini
benar-benar suatu goncangan. Sejak saya bergabung dengan perusahaan itu saya
tidak melakukan apa-apa kecuali mengumpulkan data survei melalui telepon.
Setiap hari saya duduk dan bicara lewat telepon, mengajukan berbagai pertanyaan
dan mengecek jawabannya. Pada tingkat sarjana, saya dilatih untuk menjadi
manajer, tetapi disana saya mengerjakan sesuatu yang dapat dikerjakan lulusan
SMA. Saya telah bicara kepada atasan saya, dan ia mengatakan bahwa setiap
pegawai harus melakukan tugasnya. Nah, mengapa mereka tidak mengatakan itu
ketika mereka merekrut saya ?. untuk dikatakan bahwa disana ada pertentangan
antara informasi perekrutan dan kenyataan sebenarnya, tentunya suatu kekeliruan
yang besar. Saya sudah dewasa – mengapa mereka tidak memberikan informasi
pekerjaan yang sebenarnya dan biarkan saya memutuskan apa yang saya inginkan.
Untuk memperoleh informasi yang tepat nampaknya harus memerlukan waktu yang
lama”.
Model kita mencakup empat proses
keperilakuan yang menyumbang pada prestasi organisasi yang efektif :
komunikasi, pengambilan keputusan, evaluasi prestasi, serta sosialisasi dan
karier.
Proses
Komunikasi (Communication Process). Kelangsungan hidup organisasi
berkaitan dengan kemampuan manajemen untuk menerima, menyampaikan, dan
melaksanakan komunikasi. Proses komunikasi menghubungkan organisasi dengan
lingkungannya termasuk bagian-bagiannya. Informasi mengalir ke dan dari
organisasi itu, termasuk di dalam organisasi itu sendiri. Informasi
mengintegrasikan kegiatan intern organisasi. Masalah yang dialami Widyawati
muncul karena informasi yang datang dari organisasi itu berbeda dengan
informasi yang mengalir di dalam organisasi itu.
Proses
Pengembalian Keputusan (Decision Making Process). Masalah
pengambilan keputusan dalam suatu organisasi tergantung pada tujuan yang tepat
dan pengindentifikasian sarana untuk mencapai tujuan itu. Dengan
pengintegrasian faktor-faktor perilaku dan struktur secara baik,
manajemen dapat meningkatkan kemungkinan membuat keputusan yang berkualitas
tinggi. Pengalaman Widyawati melukiskan
tidak konsistennya pengambilan keputusan oleh berbagai unit organisasi yang
berbeda (personalia dan pemasaran) dalam hal penempatan pegawai-pegawai baru.
Organisasi mengandalkan keputusan-keputusan individu sebagaimana halnya
keputusan kelompok, dan manajemen yang efektif memerlukan adanya pengetahuan
tentang kedua corak keputusan itu.
Proses
Evaluasi Prestasi (Performance Evaluation Process). Para manajer
harus mengevaluasi prestasi individu dan kelompok di dalam organisasi itu.
Sayangnya bagi Widyawati, atasannya mengevaluasi dengan menggunakan kriteria
yang berbeda dari kriteria yang diharapkan Widyawati ketika ia menerima
pekerjaan itu. Model pada gambar 1-2 menunjukkan bahwa prestasi individu,
kelompok, dan organisasi adalah suatu hasil atau variabel bergantung dari
perilaku organisasi, struktur, dan proses. Sistem yang diterapkan manajemen
untuk mengevaluasi prestasi membantu maksud-maksud seperti penentuan imbalan (upah,
promosi, dan alih tugas), identifikasi kebutuhan akan pelatihan (training),
penyediaan balikan bagi para pegawai. Banyak metode yang dapat dimanfaatkan
untuk mengevaluasi prestasi sehingga merupakan tantangan bagi manajemen untuk
memilih yang cocok.
Proses Sosialisasi dan Karier
(Socialization and Career Process). Individu memasuki organisasi
untuk bekerja dan merintis tujuan karier pribadi mereka. Conie Vick masuk di
perusahaan konsultan itu dengan suatu keyakinan bahwa perusahaan itu akan
menyediakan baginya suatu kesempatankarier yang besar. Organisasi mempekerjakan
individu-individu untuk melaksanakan pekerjaan tertentu – yaitu pekerjaan
menurut struktur organisasi itu. Jadi kepentingan individu dan organisasi serta
tujuannya harus disesuaikan jika keduanya ingin efektif. Sasaran Widyawati Vick
dalam hal ini tidak sesuai dengan sasaran organisasi itu. Individu bergerak
sepanjang waktu dan tugas, meniti jenjang karier yang mungkin kurang atau
bahkan lebih ditentukan oleh organisasi itu. Kesuksesan seseorang dalam suatu
karier paling tidak sebagian tergantung pada tingkatan di mana ia
mengadaptasikan dirinya pada tuntutan organisasi.
Proses penyadaran individu akan
harapan organisasi disebut sosialisasi. Sosialisasi Widyawati terdiri
dari suatu pernyataan umum dengan alasan bahwa setiap pegawai harus
melaksanakan tugasnya. Sosialisasi itu mungkin formal, jika program orientasi
diselenggarakan bagi para pegawai baru, atau informasi jika manajer dan
rekan-rekan sekerja memberitahu pegawai baru hal-hal yang relevan tentang seluk
beluk harapan organisasi itu. Pengembangan karier dan sosialisasi adalah dua
aktivitas yang saling berkaitan, yang memberi dampak pada prestasi, baik
prestasi organisasi maupun prestasi individu.
Prestasi : Individu, Kelompok dan Organisasi
Prestasi individu menjadi bagian
dari prestasi kelompok, yang pada gilirannya menjadi bagian dari prestasi
organisasi. Di dalam organisasi yang efektif, manajemen membantu suatu
keseluruhan yang positif, yaitu suatu keseluruhan yang lebih besar dari sekedar
penjumlahan bagian-bagian itu.
Tidak ada satu ukuran atau kriteria
yang memadai, yang dapat mencerminkan prestasi sesuatu tingkatan. Bab berikut
akan mengajukan pemikiran bahwa prestasi organisasi harus dilihat dalam
hubungan ukuran berganda di dalam suatu kerangka. Tetapi ketidakefektifan
prestasi sesuatu tingkatan merupakan pertanda bagi manajemen untuk mengambil
tindakan korektif. Semua tindakan korektif manajemen akan berpusat pada elemen perilaku
organisasi, struktur, dan proses.
Pengembangan
dan Perubahan Organisasi (Organizational
Development and Change)
Kadang-kadang para manajer harus
mempertimbangkan kemungkinan bahwa prestasi yang wajar hanya dicapai dengan
membuat perubahan yang nyata di dalam keseluruhan organisasi. Perubahan
organisasi adalah usaha yang direncanakan oleh manajemen untuk menghasilkan
prestasi keseluruhan individu, kelompok, dan organisasi, dengan mengubah
struktur, perilaku, dan proses. Jika perubahan itu ditetapkan secara benar,
individu dan kelompok tentunya bergerak menuju prestasi yang efektif.
Usaha-usaha yang diselenggarakan dengan persetujuan bersama, direncanakan, dan
dievaluasi untuk meningkatkan prestasi, mempunyai peluang yang besar untuk
berhasil.
Unsur pokok dalam perilaku
organisasi adalah orang, struktur, teknologi, dan lingkungan tempat organisasi
beroperasi. Apabila orang-orang berkgabung dalam suatu organisasi untuk
mencapai tujuan, diperlukan jenis struktur tertentu. Orang-orang juga
menggunakan teknologi untuk membantu penyelesaian pekerjaan, jadi ada interaksi
antara orang, struktur, dan teknologi, seperti yang terlihat dalam gambar.
Disamping itu, unsur-unsur tersebut dipengaruhi oleh lingkungan luar, dan unsur
itu juga mempengaruhinya. Masing-masing unsur perilaku organisasi itu akan
diulas secara ringkas.
1. Orang
Orang-orang membentuk system
sosail intern organisasi. Mereka terdiri dari orang-orang dan kelompok, serta
kelompok-kelompokbesar, termasuk juga kelompok kecil.
Selain itu ada juga kelompok
tidak resmi dan informal, serta berbagai kelompok yang lebih resmi dan formal.
Semua kelompok itu dinamis. Kelompok “terbentuk”, berubah, dan bercerai berai.
Dewasa ini organisasi manusia tidak sama dengan organisasi yang serupa dimasa
lampau, atau sehari sebelumnya. Orang-orang adalah makhluk hidupyang berjiwa,
berpikiran, dan berperasaan yang menciptakan organisasi untuk mencapai tujuan
mereka.
Organisasi dibentuk untuk
melayani manusia, dan bukan sebaliknya orang hidup untuk melayani organisasi.
2.
Struktur
Struktur menentukan hubungan
resmi orang-orang dalam organisasi. Berbagai pekerjaan yang berbeda diperlukan
untuk melakukan semua aktivitas organisasi. Ada manajer dan pegawai bukan
manajer, akuntan, dan perakit. Orang-orang ini harus dihubungkan dengan cara
tertentu yang terstruktur agar pekerjaan mereka efektif. Semua hubungan ini
menimbulkan berbagai masalah kerjasama, perundingan, dan pengambilan keputusan
yang rumit.
3.
Teknologi
Teknologi menyediakan sumber
daya yang digunakan orang-orang untuk bekerja dan sumber daya itu mempengaruhi
tugas yang mereka lakukan. Mereka tidak dapat menghasilkan banyak hal dengan
tangan kosong ; jadi mereka mendirikan bangunan,merancang mesin, menciptakan
proses kerja, dan merakit sumber daya. Teknologi yang dihasilkan menimbulkan
pengaruh signifikan atas hubungan kerja. Lini perakitan tidak sama dengan
laboratorium penelitian, dan pabrik baja tidak memiliki kondisi kerja yang sama
dengan rumah sakit. Teknologi yang besar berguna sebagai sarana memungkinkan
manusia melakukan lebih banyak pekerjaan dengan kualitas yang lebih baik.
Tetapi teknologi juga menghambat orang-orang dalam berbagai cara. Teknologi
mengandung kerugian dan juga maslahat bagi manusia.
4. Lingkungan Eksternal
Lingkungan Semua organisasi
beroperasi di dalam lingkungan luar. Organisasi tidak berdiri sendiri. Ia
merupakan bagian dari system yang lebih besar yang memuat banyak unsur lain,
seperti pemerintah, keluarga, dan organisai lainnya. Semua unsur ini saling
mempengaruhi dalam suatu system yang rumit yang menjadi corak hidup sekelompok
orang. Suatu organisasi, seperti pabrik atau sekolah, tidak dapat menghindar
dari pengaruh lingkunga luar. Lingkungan luar mempengaruhi sikap orang-orang,
mempengaruhi kondisi kerja, dan menimbulkan persaingan untuk memperoleh sumber
daya dan kekuasaan. Oleh sebab itu, lingkungan luar harus dipertimbangkan untuk
menelaah perilaku manusia dalam organisasi.
Unsur pokok
dalam perilaku organisasi adalah orang, struktur, teknologi dan lingkungan
tempat organisasi beroperasi. Apabila oramg-orang bergabung dalam suatu
organisasi untuk mencapai tujuan, diperlukan jenis struktur tertentu.
Orang-orang juga menggunakan teknologi untuk membantu penylesaian pekerjaan,
jadi ada interaksi antara orang, struktur, dan teknologi. Disamping itu,
unsur-unsur tersebut dipengaruhi oleh lingkungan luar, dan unsur itu juga
mempengaruhinya. Orang –orang membentuk sistem sosial intern organisasi.
Struktur menentukan hubungan resmi antara orang-orang dalam organisasi. Dalam
melaksanakan kepemimpinan secara efektif maka manajer harus memahami yang jelas
tentang struktur organisasi. Dengan memandang suatu bagan organisasi, seseorang
hanya melihat suatu susunan posisi, tugas-tugas pekerjaan dan garis wewenang
dari bagian-bagian organisasi. Struktur organisasi merupakan pola formal kegiatan
dan hubungan diantara berbagai sub unit organisasi. Dalam hal ini model kita
mencakup dua aspek penting dari struktur organisasi : desain pekerjaan dan
desain organisasi. Teknologi menyediakan sumber daya yang digunakan orang-orang
untuk bekerja dan sumber daya itu mempengaruhi tugas yang mereka laklukan.
Semua organisasi beroperasi dalam lingkungan luar, organisasi tidak bisa
berdiri sendiri melainkan bagian dari sistem yang lebih besar yang memuat
banyak unsur lain, seperti pemerintah, keluarga dan organisasi lainnya.
Keempat unsur pokok tersebut tanpa adanya
pemahaman dari manager dengan penerapan kepemimpinan yang baik maka organisasi
tidak akan berjalan dengan efisien.
Organisasi
formal dapat diibaratkan sebagai sebuah”kendaraan”untuk mencapai tempat tujuan
secara bersama. Menurut para penulis teori organisasi klasik, organisasi formal
adalah system kegiatan terkoordinasi dari sekelompok orang yang bekerja bersama
untuk mencapai tujuan di bawah kekuasaan dan kepemimpinan.
Struktur organisasi formal di
bagi menjadi dua yaitu :
Yang pertama
adalah Model struktur dimana kita dapat mempergunakan prinsip-prinsip teori
organisasi dan yang kedua adalah dimensi-dimensi dasar struktur yang akan
menentukan kegiatan-kegiatan dan hubungan-hubungan yang harus dilakukan dan
tingkat spesialisasi yang dapat diberikan.
Variabel-variabel kunci yang
menentukan desain struktual organisasi, yaitu:
- Lingkungan yang melingkupinya (Orang)
- Strategi Organisasi (Struktur)
- Teknologi yang digunakan (Teknologi)
- Orang-orang yang terlibat dalam oraganisasi (Lingkungan Eksternal)
Elemen-elemen kunci dalam perilaku organisasi
adalah: manusia, struktur, teknologi, dan lingkungan tempat organisasi tersebut
beroperasi.
• Manusia membentuk sistem sosial yang bersifat
internal dalam organisasi.
• Struktur organisasi menentukan hubungan formal
manusia.
• Teknologi memberikan modal manusia dalam
tugas-tugasnya.
• Lingkungan merupakan faktor
luar yang mempengaruhi organisasi, mempengaruhi sikap manusia, kondisi
Teknologi dan Struktur
Hubungan antara
proses teknologi dan struktur organisasi yaitu Semakin kompleks teknologi
semakin besar jumlah manajer dan tingkatan manajemen, rentang manajemen para
manajer lini pertama meningkat dari produksi unit ke massa dan kemudian turun
dari produksi massa ke proses, semakin tinggi kompleksitas teknologi
perusahaan, semakin besar jumlah staf administasi dan klerikal. Artinya adalah
bahwa untuk setiap tipe teknologi ada aspek-aspek struktur organisasional
spesifik yang berkaitan dengan pelaksanaan kerja yang lebih berhasil. Bagi
perusahaan produksi massa, struktur yang tepat mungkin dengan menerapkan
prinsip-perinsip manajemen klasik.
Orang dan Struktur
Manajer dan
Strukur, nilai-nilai manajerial merupakan faktor penting dalam penentuan
strategi organisasi. Para manajer organisasi terutama para manajer puncak
(direktur) mempengaruhi pemilihan stategi secara langsung melalui preferensi
mereka. Selanjutnya pemilihan strategi ini akan mempengaruhi tipe struktur yang
yang digunakan dalam organisasi. Karyawan dan Struktur, faktor-faktor
seperti tingkatan pendidikan, latar belakang, derajat minat pada pekerjaan para
karyawan, dan ketersediaan berbagai alternatif di luar organisasi merupakan
penentuan penting struktur organisasi.
Lingkungan Eksternal dan Struktur
Pengaruh
lingkungan pada desain organisasional
yaitu Lingkungan stabil, yaitu lingkungan dengan sedikit atau
tanpa perubahan yang tidak diperkirakan atau tiba-tiba. Lingkungan berubah,
yaitu di mana inivasi mungkin terjadi dalam setiap atau semua bidang yang telah
disebut di atas-produk, pasar, hukum, atau teknologi.Lingkungan bergejolak,
bila pesaing melempar produk baru dan tak terduga ke pasar, hukum sering
diganti, kemajuan teknologi merubah secara drastik desain produk dan
metoda-metoda produksi, organisasi ada dalam lingkungan bergejolak.
Berbagai
organisasi yang sukses dengan drejat perbedaan tinggi biasnya dapat
mengintegrasikan operasi-oprasinya secara efektif dengan penggunaan berbagai
mekanisme pengintegrasian, seperti satuan tugas khusus dan panitya.
Strategi Dan Struktur
Hubungan erat
antara dan strategi dan struktur organisasional yaitu “struktur mengikuti
strategi”.
Dalam pemilihan
strategi dan struktur untuk mengimplementasikannya para manajer harus
mempertimbangkan pengaruh lingkungan eksternal terhadap organisasi. Hubungan
antara strategi, struktur dan lingkungan dapat dipandang dari dua perspektif
utama.
Strategi organisasi dipengaruhi oleh berbagai kesempatan dan ancaman dalam lingkungan eksternalnya; Strategi ini pada gilirannya akan mempengaruhi struktur organisasi dengan penjelasan sebagai berikut :Strategi menentukan kegiatan-kegiatan organisasional, yang merupakan basis pokok bagi desain organisasi, Strategi mempengaruhi pemilihan teknologi dan orang-orang yang tepat untuk pelaksanaan kegiatan-kegiatan tersebut dan hali ini selanjutnya mempengaruhi struktur yag sesuai, Strategi menentukan lingkungan spesifik dimana organisasi akan beroprasi; ini juga mempengaruhi struktur.
Strategi organisasi dipengaruhi oleh berbagai kesempatan dan ancaman dalam lingkungan eksternalnya; Strategi ini pada gilirannya akan mempengaruhi struktur organisasi dengan penjelasan sebagai berikut :Strategi menentukan kegiatan-kegiatan organisasional, yang merupakan basis pokok bagi desain organisasi, Strategi mempengaruhi pemilihan teknologi dan orang-orang yang tepat untuk pelaksanaan kegiatan-kegiatan tersebut dan hali ini selanjutnya mempengaruhi struktur yag sesuai, Strategi menentukan lingkungan spesifik dimana organisasi akan beroprasi; ini juga mempengaruhi struktur.
Keberadaan
struktur dan strategi lama sangat mempengaruhi perusahaan strategi dan desain
struktur baru. Para manajer harus selalu memperhatikan keadaan organisasi
sekarang pada saat melakukan perancangan kembali strategi dan struktunya.
Berbagai Fungsi Yang Melekat Pada Struktur Organisasi
Pengembangan
struktur organisasi formal bersangkutan juga dengan penyusunan
hubungan-hubungan yang terjadi dalam struktur. Beberapa diantaranya dilakukan
secara formal, tetapi sebagian besar dicapai melalui aturan pengembangan
formal. Kegiatan-kegiatan dan hubungan-hubungan sebagai fungsi-fungsi
structural yang terjadi secara garis besar dapat diperinci sebagai berikut:
- Wewenang, arti wewenang (authority) adalah hak melakukan sesuatu atau memerintah orang lain untuk melakukan sesuatu. Wewenang ada bila seorang manajer mempunyai hak untuk memberi perintah dan tugas, serta menilai pelaksanaan kerja karyawan yang bekerja untuk nya
- Kekuasaan, kekuasaan (Power) kekuasaan adalah kemampuan untuk melakukan sesuatu.
- Tanggung jawab, tanggung jawab (responsibility) adalah kewajiban untuk melakukan sesuatu. Dalam organisasi tanggung jawab adalah kewajiban seseorang untuk melaksanakan tugas atau fungsi organisasi.
- Akuntabilitas, accountability adalah faktor di luar individu dan perasaan pribadinya.
izin numpang tulisan ye....
BalasHapushttp://moh-angscorp.blogspot.com/2012/03/elemen-elemen-dasar-perilaku-individu.html
numpang ya ...
BalasHapushttp://moh-angscorp2.blogspot.com/2012/03/elemen-elemen-dasar-perilaku-individu.html
thx