Emmy Saelan

Suster Emmy Saelan
"Berjuang melawan bangsa asing."
.... Serdadu - serdadu Belanda, sebelumnya tiada menyangka bahwa yang berpakaian, berpenampilan laki - laki dan melemparkan granat bermodel nenas kearah kerumunan mereka adalah seorang perempuan muda yang bernama Emmy Saelan (22) padahal sekian lama dalam pengejaran mereka. Setelah tewasnya Emmy Saelan, dimedan pertempuran kala itu para serdadu Belanda pun sontak bersorai dalam kegembiraan.
Ketika kabar tewasnya Emmy Saelan dimedan pertempuran sampai laporannya ke Pimpinan laskar pejuang Harimau Indonesia, yaitu Robert Wolter Monginsidi, seakan tak percaya!
Sore dihari itu. Tertanggal 23 Januari 1947. Atas gugurnya kesuma Bangsa Indonesia yang bernama EMMY SAELAN, merupakan duka yang sangat teramat dalam bagi Robert Wolter Monginsidi sebagai Pimpinan dan para saudara seperjuangan laskar Harimau Indonesia, pun turut larut dalam kedukaan yang mendalam.
Selaku Pimpinan gerakan operasi, Robert Wolter Monginsidi memerintahkan agar segera dilaksanakan serangan balasan kemarkas serdadu Belanda. Namun saran dari para saudara seperjuangan dilaskar Harimau Indonesia, kiranya perintah tersebut diurunkan karena tidak strategis untuk melaksanakan penyerangan. Dan akhirnya Robert Wolter Monginsidi pun menarik keputusan dan atau atas perintah penyerangan saat itu. Ditanggal 23 Januari 1947, segera diumumkan sebagai Hari Berkabung kepada seluruh laskar pejuang Harimau Indonesia. Karena hari dan tanggal tersebut merupakan hari gugurnya dimedan pertempuran sosok pejuang perempuan muda yang tak mengenal lelah, rasa takut sedikit pun dan mampu memimpin laskar pejuang untuk bertempur dengan semangat juang yang tinggi yaitu Emmy Saelan.
Seusai situasi Kota Ujung Pandang, pulih kala itu. Kuburan Emmy Saelan, digali kembali oleh Pihak keluarga dan kerabatnya untuk memastikan jasad Emmy Saelan. Ketika penggalian kuburan Emmy Saelan berlangsung hikmad ternyata pihak keluarga masih bisa mengenali dengan jelas jasad Emmy Saelan dengan cirinya gigi bagian depan cacat dan konde yang dikenakannya. Tewasnya Emmy Saelan, membuat keluarga dan kerabatnya dirumah yang berlokasi di Jalan Ali Malaka, bernomor 20, Kota Ujung Pandang. Dirundung kedukaan.
"Emmy Saelan, disematkan gelar sebagai pahlawan nasional dan memperoleh bintang ELANG SEMANGAT JUANG."
Bapak Amin Saelan, tiada henti - hentinya melantunkan do'a buat sang anak sulungnya yang tercinta. Beliau pun sosok Tokoh Pejuang ditempat mengajarnya yaitu Taman Siswa dan merupakan Penasehat Organisasi Pemuda Nasional, yang diketuai oleh Manai Sopian (Bapak dari aktor kawakan Sophan Sopian) di Kota Ujung Pandang.
Diusulkan kepihak keluarga Emmy Saelan, untuk dibuatkan Patung namun ditolak dengan bijak oleh pihak keluarga karena dianggap bertentangan dengan keyakinan Agama Islam, yang dianutnya. Dan sebagai gantinya lokasi Emmy Saelan gugur dibangun Monumen Emmy Saelan. Dengan model runcing dibagian atasnya dan tiga pilar simetris mengiringinya. Kemudian diresmikan tahun 1985, oleh Menkopolkam Republik Indonesia Bapak Suroso.
Atas jasa dan semangat perjuangan Emmy Saelan, dikenang dan diabadikan dalam bentuk Monumen, Nama Jalan dan dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Panaikang, di Kota Makassar, Sulawesi Selatan.
Semoga bermanfaat dan berkah diantara kita sesama Saudara di Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Terima kasih.
Sumber literasi:
https://marsinafm.wordpress.com