BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Komunikasi berasal dari
bahasa latin “communis” atau ‘common” dalam Bahasa Inggris yang
berarti sama. Berkomunikasi berarti berusaha untuk mencapai kesamaan makna, “commonness”. Atau dengan ungkapan
yang lain, melalui komunikasi kita mencoba berbagi informasi, gagasan atau
sikap kita dengan partisipan lainnya.
Ada lima unsur penting
dalam komunikasi yang harus diperhatikan. Kelima unsur tersebut adalah:
pengirim pesan (sender), pesan yang dikirimkan (message),
bagaimana pesan tersebut dikirimkan (communication channel), penerima
pesan (receiver), dan umpan balik (feedback). Pesan tersebut
disampaikan melalui suatu media komunikasi, sehingga dapat diterima dengan baik
oleh si penerima, dan menghasilkan umpan balik yang berguna bagi si pengirim
pesan. Yang dimaksud media komunikasi di sini bukan hanya berupa percakapan
secara langsung dengan menggunakan suatu bahasa yang dapat dimengerti,
melainkan segala hal yang dapat membuat individu saling berinteraksi dan saling
mengerti mengenai pesan apa yang akan disampaikan, sehingga tidak terjadi salah
penafsiran mengenai isi dari pesan tersebut. Media komunikasi tersebut bisa
juga berupa isyarat melalui gerakan tubuh, morse, maupun melalui alat bantu
seperti surat, gambar, serta alat bantu visual lainnya.
Dalam tahap-tahap sosialisasi teknologi di bidang pertanian terdapat tiga
aspek penting bagi penerimanya, yaitu: kognitif, afektif, dan konatif.Dalam
teori adopsi inovasi yang dikembangkan oleh Everett M. Rogers dari 3 aspek
tersebut memiliki 5 (lima) tahapan hasil komunikasi yaitu: knowledge (pengetahuan), persuation
(persuasi), decision (keputusan),
implementation (pelaksanaan), dan confirmation (konfirmasi). Sehingga jika
dikaitkan dengan sosialisasi di bidang pertanian maka dapat dijelaskan bahwa, tahap
pengetahuan terjadi saat seseorang menerima informasi tentang teknologi
tersebut, berikutnya menentukan menyukai atau tidak menyukai teknologi tersebut
(persuasi), selanjutnya akan memutuskan untuk menerima atau menolak
(keputusan), tahap berikutnya jika menerima akan melaksanakannya (pelaksanaan),
dan selanjutnya mengkonfirmasi informasi tersebut lebih lanjut (konfirmasi).
Proses yang dikemukakan Rogers tersebut membutuhkan waktu lama, seperti
halnya proses penerimaan petani terhadap inovasi teknologi pertanian organik. Kendala utama dalam proses komunikasi ini adalah
seringkali terdapat pemaknaan berbeda terhadap lambang yang sama.Komunikasi efektif
menentukan keberhasilan sosialisasi tersebut bukan hanya karena diterima atau
tidaknya inovasi, melainkan baik atau tidaknya proses sehingga pesan yang
diterima petani tidak menyimpang dari yang disampaikan.
B. Tujuan Komunikasi
Hewitt (1981), menjabarkan
tujuan penggunaan proses komunikasi secara spesifik sebagai berikut:
Mempelajari atau
mengajarkan sesuatu
Mempengaruhi perilaku
seseorang
Mengungkapkan perasaan
Menjelaskan perilaku
sendiri atau perilaku orang lain
Berhubungan dengan orang
lain
Menyelesaian sebuah
masalah
Mencapai sebuah tujuan
Menurunkan ketegangan dan
menyelesaian konflik
Menstimulasi minat pada
diri sendiri atau orng lain
BAB II
PEMBAHASAN
Komunikasi Efektif
Efektivitas menurut Peter
Salim dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah keberhasilan, kemujaraban,
pengaruh atau kesan.Efektivitas berarti tarafsejauh mana suatu kelompok
mencapai tujuannya (Salim, 1991).Menurut Hasan Syadilydalam Ensiklopedi
Indonesia, secara terminologi (harfiyah) efektivitas berarti taraf tercapainya
suatu tujuan.Suatu usaha dikatakan efektif kalauusaha itu mencapai tujuannya.Jadi,
jika seseorang melakukan kegiatan dengantujuan tertentu, maka kegiatan orang
tersebut dikatakan efektif apabila sasaran atau tujuandapat tercapai sesuai
dengan yang direncanakan sebelumnya. Dengan kata lain,sesuatu disebut efektif
apabila proses kegiatan itu waktunya minimum, tenagasedikit, hemat biaya,
tetapi hasilnya sesuai dengan target.
Komunikasi yang efektif
akan memberikan pemahaman bahwa proses komunikasi tidak hanya berupa
penyampaian dan penerimaan komunikasi belaka, tetapi juga berfungsi sebagai proses
pembangunan hubungan antar pelaku komunikasi. Kualitas hubungan ini sangat
ditentukan oleh setidaknya tiga aspek, yaitu: proses, manusia, dan informasi.
Dengan demikian komunikasi juga digunakan untuk mengembangkan hubungan antar
teman dan membangun kepercayaan antar individu dan pertemanan seseorang dalam
organisasi. Komunikasi yang efektif dalam konteks ini akan turut meningkatkan
kualitas hidup manusia.
Indikator Komunikasi Efektif
Menurut Suranto AW (2006),
ada beberapa indikator komunikasi efektif:
Pemahaman
Pemahaman ialah kemampuan
memahami pesan secara cermat sebagaimana dimaksudkan oleh komunikator.Tujuan
dari komunikasi adalah terjadinya pengertian bersama, dan untuk sampai pada
tujuan itu, maka baik komunikator maupun komunikan harus sama-sama saling
mengerti fungsinya masing-masing.Dalam hal ini komunikasi dikatakan efektif
bila komunikator mampu menyampaikan pesan sedangkan komunikan mampu menerima
pesan yang disampaikan oleh komunikator.
Kesenangan.
Komunikasi efektif apabila
proses komunikasi itu selain berhasil menyampaikan informasi, juga dapat
berlangsung dalam suasana yang menyenangkan ke dua belah pihak. Sebenarnya
tujuan berkomunikasi tidaklah sekedar transaksi pesan, akan tetapi dimaksudkan
pula untuk saling interaksi secara menyenangkan untuk memupuk hubungan insani.
Pengaruh pada sikap
Tujuan berkomunikasi
adalah untuk mempengaruhi sikap.Jika denganberkomunikasi kemudian terjadi
perubahan perilaku, maka komunikasi yang terjadi adalah efektif, dan jika tidak
adaperubahan pada sikap seseorang, maka komunikasi tersebut tidaklah efektif.
Hubungan yang makin baik
Proses komunikasi yang
efektif secara tidak sengajameningkatkan kadar hubungan interpersonal.
Seringkali terjadi komunikasi yang dilakukan bukan untuk menyampaikan informasi
atau mempengaruhi sikap semata, tetapi terdapat maksud implisit untuk membina
hubungan baik.Jika orang telahmemiliki persepsi yang sama, kemiripan karakter, dan
kecocokan, dengan sendirinyahubungan akan terjalin dengan baik.
Hambatan-Hambatan Komunikasi Efektif
Jenis-jenis hambatan dalam
komunikasi antara lain: Fisik (hal menyangkut ruang fisik), Biologis (hambatan
karena ketidaksempurnaan anggota tubuh), Intelektual (hambatan yang
berhubungan dengan kemampuan pengetahuan), Psikis (hambatan yang menyangkut
faktor kejiwaan, emosional, tidak saling percaya, penilaian menghakimi),dan Kultural
(Hambatan yang berkaitan dengan nilai budaya, bahasa).
Menurut Leonard R.S. dan
George Strauss yang dikutip oleh Yusrizal (2009), hambatan terhadap komunikasi
yang efektif, yaitu:
Mendengar. Biasanya orang hanya mendengar apa yang ingin didengar.
Banyak hal atau informasi yang ada di sekeliling, namun tidak semua didengar
dan ditanggapi. Informasi yang menarik bagi seseorang, itulah yang ingin dia
dengar.
Mengabaikan
informasi yang bertentangan dengan apa yang telahdiketahui.
Menilai
sumber. Orang cenderung menilai siapa
yang memberikan informasi. Jika anak kecil yang memberikan informasi tentang
suatu hal, orang cenderung mengabaikannya.
Perbedaan
persepsi.Setiap orang memiliki kemampuan
yang berbeda dalam mengartikan sebuah pesan. Komunikasi tidak akan berjalan
efektif, jika persepsi pengirim pesan tidak sama dengan penerima pesan.
Perbedaan ini bahkan bisa menimbulkan konflik, diantara pengirim dan penerima
pesan.
Sinyal
nonverbal yang tidak konsisten.
Pengaruh
emosi. Pada keadaan marah, seseorang akan
kesulitan menerima informasi.
Gangguan. Gangguan ini bisa berupa suara yang bising pada saat
berkomunikasi, jarak jauh, dan lain sebagainya.
Bila hambatan-hambatan dalam komunikasi telah diketahui maka dapat dicari
cara untuk mengatasinya.
Hukum Komunikasi Efektif
Hukum dasar yang harus diperhatikan
dalam berkomunikasi dapat dirangkum dalam kata REACH (Respect, Empathy,
Audible, Clarity, Humble).
Hukum pertama dalam
berkomunikasi adalah Respect. Respect merupakan sikap hormat dan sikap
menghargai terhadap lawan bicara. Sikap (attitude) menghormati dan
menghargai lawan bicara harus dimiliki karena pada prinsipnya manusia ingin
dihargai dan dianggap penting.Jika bahkan harus mengkritik seseorang, lakukan
dengan penuh respek terhadap harga diri dan kebanggaan orang tersebut. Samuel
Johnson mengatakan bahwa ”There will be no RESPECT without TRUST, and there
is no trust without INTEGRITY.”
Hukum kedua adalah Empati,
yaitu kemampuan untuk menempatkan diri pada situasi atau kondisi yang dihadapi
oleh orang lain. Rasa empati akan memampukan seseorang untuk dapat menyampaikan
pesan (message) dengan cara dan sikap yang akan memudahkan penerima
pesan (receiver) menerimanya. Jadi
sebelum membangun komunikasi atau mengirimkan pesan, diperlukan pengertian dan
empati terhadap calon penerima pesan. Sehingga nantinya pesan akan dapat
tersampaikan tanpa ada halangan psikologis atau penolakan dari penerima.
Prinsip dasar dari hukum kedua ini adalah ”Perlakukan orang lain seperti Anda
ingin diperlakukan.” ”Seek first to understand then be understood to build
the skills of emphatetic listening that inspires openness and trust.”
(Stephen Covey).
Empati bisa juga berarti
kemampuan untuk mendengar dan bersikap perseptif atau siap menerima masukan
atau pun umpan balik apa pun dengan sikap yang positif. Banyak sekali orang
yang tidak mau mendengarkan saran, masukan apalagi kritik dari orang lain.
Padahal esensi dari komunikasi adalah aliran dua arah. Komunikasi satu arah
tidak akan efektif manakala tidak ada umpan balik (feedback) yang
merupakan arus balik dari penerima pesan.
Hukum ketiga adalah Audible.Makna
dari audibleyaitu dapat didengarkan dan dimengerti dengan baik. Kunci
utama untuk dapat menerapkan hukum ini dalam mengirimkan pesan adalah:
Buat pesan menjadi mudah
untuk dimengerti
Fokus pada informasi yang
penting
Gunakan ilustrasi untuk
membantu memperjelas isi dari pesan tersebut
Taruhlah perhatian pada
fasilitas yang ada dan lingkungan sekitar
Antisipasi kemungkinan
masalah yang akan muncul
Selalu menyiapkan rencana
atau pesan cadangan (backup)
Hukum keempat adalah
kejelasan dari pesan yang disampaikan (Clarity).Pesan yang ingin disampaikan
harus jelas sehingga tidak menimbulkan multi interpretasi atau berbagai
penafsiran yang berlainan.Clarity juga sangat tergantung pada kualitas
suara dan bahasa yang digunakan. Penggunaan bahasa yang tidak dimengerti, akan
membuat isi pesan tidak dapat mencapai tujuannya. Seringkali orang menganggap
remeh pentingnya Clarity, sehingga tidak menaruh perhatian pada suara (voice)
dan kata-kata yang dipilih untuk digunakan. Beberapa cara untuk menyiapkan
pesan agar jelas yaitu:
Tentukan goal yang jelas
Luangkan waktu untuk
mengorganisasikan ide
Penuhi tuntutan kebutuhan
format bahasa yang akan dipakai
Buat pesan sedemikian rupa
sehingga menjadi jelas, tepat dan meyakinkan
Pesan yang disampaikan
harus fleksibel
Hukum kelima dalam
komunikasi yang efektif adalah sikap rendah hati (Humble). Sikap ini
merupakan unsur yang terkait dengan hukum pertama untuk membangun rasa
menghargai orang lain. Kerendahan hati juga bisa berarti tidak sombong dan tidak
menganggap diri sendiri penting ketika berbicara.Justru dengan kerendahan
hatilah seseorang dapat menangkap perhatian dan respons yang positif dari
penerima pesan.
Prinsip dan Teknik Berkomunikasi yang Efektif
Komunikasi efektif dapat
berlangsung dengan baik apabila didukung oleh kepahaman tentang prinsip-prinsip
serta teknik berkomunikasi secara efektif. Dalam hal ini ada dua prinsip dalam
komunikasi efektif yangantara lain dapat
ditinjau dari penyampaian dan penerimaan pesan.
Pertama, prinsip
berbicara efektif. Prinsip ini lebih menekankan pada bagaimana berbicara dapat
mempengaruhi orang lain. Artinya proses
penyampaian pesan dari komunikator kepada komunikan secara verbal, sampai pada
sasaran. Indikasinya adalah jelas artikulasinya, hamat kata-kata, bahasa yang
mudah dimengerti, suara yang enak untuk didengar dan dirasakan. Selanjutnya dapat dikatakan efektif apabila:
menarik untuk didengar dan sasaran tercapai (instruktif, informative, ajakan
atau himbauan, argumentatif dan klarifikatif). Teknik berbicara yang efektif dapat
dilakukan sebagai berikut:
Menarik nafas dalam-dalam
sebelum memulai berbicara.
Mengatur volume bicara
agar lebih keras dari biasanya. Caranya dengan mengatur, agar suara dapat
didengar oleh jajaran orang yang duduk atau berdiri paling jauh dari tempat
kita berbicara.
Menggunakan kata-kata
sehari-hari, yang dikenal oleh pendengar. Orang akan tertarik pada pembicaraan
yang menggunakan kata-kata yang akrab ditelinganya daripada kata-kata yang
tidak dimengerti (misalnya istilah-istilah dalam bahasa asing).
Layangkan pandangan ke
seluruh pendengar.
Kedua, Mendengar
dengan aktif.Ada ungkapan yang mengatakan kalau kita ingin didengar orang maka
belajarlah menjadi pendengar yang baik.Tampaknya ungkapan ini sangat sesuai
dengan bahasan ini. Mendengar adalah hal yang utama dalam berkomunikasi,
mendengar dengan aktif berarti mendengar untuk mengerti apa yang dikatakan
dibalik pesan. Ada beberapa tip untuk mendengar secara aktif yaitu:
Mendengar dengan aktif
dengan menangkap ungkapan non verbal sebaik isyarat/petunjuk verbal. Artinya
pada saat mendengarkan dengan aktif penerima akan mendapatkan umpan balik
dengan menguraikan sendiri melalui kata-katanya tentang pesan yang disampaikan
oleh pengirim, dan mengulang kembali dengan caranya sendiri.
Penerima pesan mengecek
kembali, yaitu apa yang ada dibalik pesan yang diterimanya untuk mengerti pesan
apa yang sesungguhnya diterima.
Gambaran perilaku, ini
merupakan gambaran individual yang sangat spesifik, kegiatan pengamatan keapda
orang lain tanpa membuat keputusan atau generalisasi tentang latar belakang,
orangnya atau sifatnya.
Teknik mendengar efektif
dapat membantu dan memastikan para komunikator mempunyai informasi yang
akurat.Memastikan bahwa kualitas informasi yang baik tidak hanya merupakan
tantangan dalam komunikasi.Keduanya baik pengirim maupun penerima ingin
memastikan bahwa mereka mempunyai kualitas ketepatan dari informasi yang benar.
Brownell menyatakan bahwa
efektivitas mendengarkan dapat dimengerti melalui indicator perilaku bahwa
sesorang merasa berhubungan dengan mendengarkan secara efektif, sebagaimana
orang-orang merasa berhubungan dengan mendengarkan efektif dalam enam unsur
yang dikenal dengan HURIER (Hearing, Understanding, Remembering, Interpreting,
Evaluating, and Responding, sebagaimana digambar sebagai berikut :
Gambar 1.Unsur-unsur mendengar (Greenber and Robert,
1995)
Gaya Komunikasi yang Efektif
Aspek penting
gaya komunikasi yang efektif ialah adanya landasan kesamaan. Sebagaimana
dikemukakan Parwiyanto (2009) bahwa gaya komunikasi yang ideal adalah The equalitarian style of communication, yaitu
ditandai dengan berlakunya arus penyebaran pesan-pesan verbal secara lisan
maupun tertulis yang bersifat dua arah (two-way traffic of communication).
Dalam gaya
komunikasi ini, tindak komunikasi dilakukan secara terbuka. Artinya,
setiap anggota organisasi dapat mengungkapkan gagasan ataupun pendapat dalam
suasana yang rileks, santai dan informal. Dalam suasana yang demikian,
memungkinkan setiap anggota organisasi mencapai kesepakatan dan pengertian
bersama.
Orang-orang
yang menggunakan gaya komunikasi yang bermakna kesamaan ini, adalah orang-orang
yang memiliki sikap kepedulian yang tinggi serta kemampuan membina hubungan
yang baik dengan orang lain baik dalam konteks pribadi maupun dalam lingkup
hubungan kerja. The equalitarian style ini akan memudahkan tindak
komunikasi dalam organisasi, sebab gaya ini efektif dalam memelihara empati dan
kerja sama, khususnya dalam situasi untuk mengambil keputusan terhadap suatu
permasalahan yang kompleks. Gaya
komunikasi ini pula yang menjamin berlangsungnya tindakanshare (berbagi
informasi) di antara para anggota dalam suatu organisasi.
0 komentar:
Posting Komentar
Silahkan tinggalkan komentar di atas caranya
1. Masukkan Komentar anda di kolom komentar
2. Pada Kotak "Beri Komentar sebagai" pilih akun yang ada pada pilihan.
3. klik publikasikan.
5. isi code capta
6. tekan enter atau publikasikan.
Anda di perbolehkan berkomentar dengan memperhatikan hal-hal berikut:
1. Komentar jangan mengandung SARA dan PORNO
2. Berkomentarlah dengan bahasa yang sopan.
3. Tidak Boleh SPAM
4. Jangan meninggalkan Link aktif pada komentar. Komentar dengan Link Aktif akan dihapus.
5. Berkomentarlah sesuai dengan topik artikel